Variabel lain juga mendukung indikasi pemulihan ekonomi ini. Pertama, Purchasing Manufacturing Index (PMI) sudah naik dari posisi 48,6 menjadi 50,8. Indikator ini menunjukkan ekspansi karena menunjukkan pembelian kebutuhan produksi di pabrik di masa yang akan datang, bukan sekarang. "Jadi sudah ada ekspansi," kata Ari.
Kedua, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sudah meningkat dari 86,2 menjadi 86,9. Walau kenaikannya tipis, Ari mengatakan indikator ini menunjukkan masyarakat sudah mulai lebih banyak membeli beberapa kebutuhan harian mereka.
Ari menilai memang ada persoalan yang terjadi, salah satunya yaitu terkait pengeluaran di kelas menengah atas. Mereka yang biasanya sering belanja dan liburan, sekarang memilih untuk menahan uangnya.
Walhasil, deposit di perbankan meningkat dan ekonomi stagnan. Ini sudah terlihat dari konsumsi rumah tangga di kuartal II 2020 yang kontraksi minus 5,51 persen.
Saran untuk Masyarakat Menengah ke Atas Saat Resesi
Untuk itu, Ari memberikan sejumlah saran kepada masyarakat dalam menghadapi masa resesi. Pertama, kelompok menengah atas jangan terlalu berhemat dan tetap berbelanja. Sebab jika terlalu menahan pengeluaran, situasi ini malah kontra-produktif.
Semakin kelompok menengah atas ini menabung, maka ekonomi akan semakin sulit untuk berputar kembali. "Jadi hemat pangkal resesi," ujarnya.