Kondisi ini berbeda dengan Rumah Sakit Penanganan Infeksi (RSPI) Sulianti menggratiskan pemeriksaan swab karena anggarannya ditanggung pemerintah. Sehingga rumah sakit hanya memungut biaya untuk tes darah dan pemeriksaan kesehatan.
Direktur RSPI Sulianti Saroso Muhammad Syahril menyebut ongkos pemeriksaan swab di fasilitasnya mencapai Rp 800 ribu per orang. Biaya tersebut tak memasukkan honor petugas karena karyawannya berstatus pegawai negeri sipil.
Syahril sepakat dengan wacana kebijakan pengaturan harga tes. Sebab, tanpa kebijakan tarif yang wajar, Indonesia dinilai sulit meningkatkan deteksi virus.
Pemerintah mempunyai potensi menekan tarif tes PCR dengan menggantik produk impor dengan buatan lokal. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan harga perangkat tes PCR bisa ditekan dengan membeli produk buatan dalam negeri.
Ia mengatakan produk MBioCov-19 buatan Task Force Riset dan Inovasi-19 bersama PT Bio Farma (Persero) saat ini dibanderol hanya Rp 250 ribu. Riza menjamin produk tersebut memiliki kualitas baik dan dapat digunakan pada berbagai macam mesin PCR atau open system.
Dia berujar Bio Farma mampu memproduksi sedikitnya 2 juta unit mBioCov-19 per bulan, sejak awal September. Dengan asumsi setiap hari dilakukan tes terhadap 100 ribu spesimen, Hammam menyatakan hampir semua kebutuhan perangkat dalam satu bulan dapat dipenuhi produk lokal.