Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasib Palestina Dibalik Normalisasi Hubungan Israel dan Bahrain

image-gnews
Logo Te.co Blank
Logo Te.co Blank
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Bahrain mengikuti Uni Emirat Arab melakukan normalisasi hubungan Israel, menuai kontroversi. Banyak yang mengecam Bahrain, namun ada pula yang mendukung seperti Mesir dan Oman. Motivasi beberapa negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Isreal semakin dipertanyakan.

Bahrain telah menjadi negara terbaru yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada akhir pekan lalu. Keputusan Bahrain itu tidak mengejutkan karena sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump Uni mengumumkan Emirat Arab telah melakukan normalisasi hubungan Israel, nama Bahrain muncul kepermukaan sebagai negara yang akan menyusul langkah Uni Emirat Arab.

Ilustrasi bendera Israel. Sumber: aa.com.tr

Keputusan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel tentu tidak diambil dalam semalam. Dalam beberapa tahun terakhir, Bahrain sudah terlihat segan mempublikasi hubungan dengan Israel.

Itu terlihat pada Februari 2017 ketika Raja Hamad bin Isa Al Khalifa melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Israel di Amerika Serikat. Saat itu, Bahrain dilaporkan telah memperlihatkan sikap menentang negara-negara Arab memboikot barang-barang dari Israel. Pada tahun yang sama, kelompok dialog lintas agama yang didukung oleh Bahrain memicu kemarahan masyarakat Palestina karena mengunjungi Israel beberapa hari setelah Presiden Trump mengumumkan pengakuannya Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Keputusan Bahrain pada Jumat, 11 September 2020, untuk mengesahkan secara terbuka normalisasi hubungan Israel di nilai sebagai pukulan telak dan pengkhianatan Bahrain kepada Palestina. Kenyataan ini juga semakin mengesampingkan upaya Palestina dan negara Arab lainnya dalam mewujudkan Palestina sebagai sebuah negara merdeka dan terisolasi dalam kerangka perdamaian yang didikte oleh Amerika Serikat.       

“Tidak ada keraguan kalau ini pukulan telak bagi Palestina dan pesimisme kalau Palestina tidak lagi menjadi prioritas bagi negara-negara Arab,” kata Ian Black, pengamat dari Middle East Centre di London School of Economics.

Palestina menginginkan sebuah negara merdeka berdasarkan perbatasan de facto sebelum perang 1967 meletup, di mana Israel menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur. Negara-negara Arab sudah lama menyerukan agar Negara Bintang Daud itu menarik diri dari pendudukannya. Ini dinilai sebagai solusi yang adil bagi para pengungsi Palestina dan mengarah pada pembentukan Palestina sebagai negara yang merdeka. Sebagai imbalannya, negara-negara Arab mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Akan tetapi, harapan itu sekarang tampak tinggal kenangan. Beberapa analis mengatakan kesepakatan normalisasi hubungan Israel oleh beberapa negara Arab tidak mungkin terjadi tanpa dukungan Arab Saudi.

“Agenda politik Bahrain tampak didikte oleh Arab Saudi,” kata Marwa Fatafta, anggota jaringan kebijakan Palestina, Al-Shabaka.

Pada akhir 2018 atau beberapa bulan sebelum Pemerintah Bahrain setuju menjadi tuan rumah konferensi Middle East plan yang dipimpin oleh Presiden Trump, Uni Emirat Arab dan Kuwait berjanji bakal mengucurkan bantuan keuangan ke Bahrain agar negara itu bisa menstabilkan keuangannya. Bahrain bergantung secara keuangan pada negara-negara tetangganya.

Menurut Fatafta, aliansi baru Bahrain dengan Israel kemungkinan bisa membantu negara itu memperkuat diri dan menghancurkan setiap perlawanan terhadap otoriterisme atau upaya menuju kebebasan dan demokrasi.

Pada 2011 ketika terjadi gejolak Arab Spring, Arab Saudi mengirimkan pasukan militer ke Bahrain untuk membantu negara itu menghadapi gelombang unjuk rasa anti-pemerintah. Mereka yang berunjuk rasa menentang Kerajaan Bahrain, yang di nilai telah melakukan penindasan.

“Maka itu, dengan bergabungnya Bahrain ke ‘kereta’ yang dipimpin oleh Amerika Serikat, ini bisa memberikan perlindungan pada Kerajaan Bahrain dari rakyatnya sendiri (yang ingin melawan negara),” kata Mouin Rabbani, co-editor Jadaliyya.

Amerika Serikat menjadi mediator normalisasi hubungan Israel dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab. Rabbani mengatakan dengan normalisasi ini Bahrain memastikan mendapatkan sekutu yang sama-sama berkomitmen menjaga status quo dan mencegah pemberontakan oleh rakyat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Islam Syiah Bahrain, Isa Qassim, yang tinggal di luar negeri, pada Minggu, 13 September 2020 menentang normalisasi hubungan Israel – Bahrain. Dia pun mendesak masyarakat Bahrain untuk melawan. Qassim mengatakan Bahrain adalah kerajaan di Teluk yang paling sering bertolak-belakang dengan rakyatnya sendiri.

Kata Jared Kusher

Sebelum Bahrain mempublikasi normalisasi hubungan Israel, penasehat senior yang juga menantu Presiden Trump, Jared Kushner meminta agar Palestina tidak terpaku masa lalu. Kushner meminta Palestina agar mau berunding dengan Israel.

"Mereka harus datang ke meja perundingan. Perdamaian akan disiapkan untuk mereka, peluang akan disiapkan untuk mereka secepat saat mereka siap untuk melakukannya," kata Kushner seperti dikutip dari Reuters.

Palestina telah menegaskan sikapnya menolak bernegosiasi dengan Israel. Palestina juga mengecam normalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina. 

Pada pertengahan Agustus 2020, Kushner mengatakan kredibilitas kepemimpinan Palestina telah berada di titik terendah dan Amerika Serikat sudah tidak akan lagi mengejar Palestina agar membuat sebuah kesepakatan damai jika Palestina terus-menerus menolak tawaran Amerika Serikat.

Menurut Kushner, saat ini ada puncak rasa frustrasi di kawasan Timur Tengah terhadap hal yang disebut penghalang kemajuan masyarakat Palestina.

“Kami tidak akan mengejar pemimpin Palestina. Kredibilitas mereka sudah jatuh ke titik terendah, bahkan masyarakat yang ingin membantu masyarakat Palestina mengatakan ‘Anda tidak bisa membantu masyarakat yang tidak mau menolong diri mereka sendiri’,” kata Kushner.

     

Sumber:

https://www.aljazeera.com/news/2020/09/cloneofbahrain-normalisation-deal-israel-2009131-200913194938123.html

https://www.reuters.com/article/us-israel-emirates-usa/israeli-u-s-officials-land-in-uae-kushner-urges-palestinians-to-negotiate-idUSKBN25R0LX

https://fusion.inquirer.com/news/nation-world/united-arab-emirates-israel-jared-kushner-mideast-peace-20200817.html

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

21 jam lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


Rafah, Kota yang Jadi Sasaran Netanyahu: Sejarah dan Nasibnya Kini

1 hari lalu

Warga Palestina menunjukkan garis perbatasan antara kota Rafah, selatan Jalur Gaza, dengan Mesir. AP Photo / Lefteris Pitarakis
Rafah, Kota yang Jadi Sasaran Netanyahu: Sejarah dan Nasibnya Kini

Rafah kini menjadi sasaran penghancuran Israel meski dunia internasional menentangnya.


Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

1 hari lalu

Kondisi pria Palestina yang terluka akibat penembakan oleh tentara Israel, di rumah sakit Al Shifa, Gaza, 1 Maret 2024. Penembakan oleh tentara Israel terhadap warga Palestina yang tengah menunggu bantuan itu menewaskan 112 orang dan lebih dari 750 orang terluka.  REUTERS/Kosay Al Nemer
Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

Militer Israel telah menguasai Rumah Sakit al-Shifa dan menahan 80 orang yang diklaim sebagai anggota kelompok pejuang Palestina Hamas


Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

1 hari lalu

Gambar satelit menunjukkan area di sekitar Rumah Sakit Al Shifa yang hancur selama gencatan senjata sementara antara kelompok Islam Palestina Hamas dan Israel, di Gaza 26 November 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS
Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

Militer Israel melancarkan serangan keempat di sekitar rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa


Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza, termasuk Rafah.


Eks Komandan Israel Akui Kalah Perang Lawan Hamas

1 hari lalu

Anggota keluarga Al-Khlout dari Palestina berbuka puasa di reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat serangan militer Israel, selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, Maret 13, 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Eks Komandan Israel Akui Kalah Perang Lawan Hamas

Israel disebut kalah perang melawan Hamas di Gaza. Apa sebabnya?


Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

2 hari lalu

Tongkang World Central Kitchen (WCK) berisi makanan yang tiba di lepas pantai Gaza, di mana terdapat risiko kelaparan setelah lima bulan kampanye militer Israel, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 15 Maret 2024. REUTERS
Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

Sebanyak 200 ton bahan makan telah tiba di Gaza oleh badan amal Amerika Serikat untuk dibagikan kepada warga Palestina


Batal Manggung di SXSW Demi Bela Palestina, Reality Club Banjir Pujian

3 hari lalu

Reality Club. Dok. Istimewa
Batal Manggung di SXSW Demi Bela Palestina, Reality Club Banjir Pujian

Reality Club mendapat pujian dan apresiasi dari rekan-rekan sesama musisi atas keputusan mereka yang batal tampil di SXSW demi bela Palestina.


Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

3 hari lalu

Pejabat Senior Hamas dan Houthi Adakan Pertemuan Langka, Ini yang Dibahas

Tokoh-tokoh senior dari Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman mengadakan pertemuan membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel


Netanyahu Setujui Rencana Serangan Militer ke Rafah

3 hari lalu

Netanyahu Setujui Rencana Serangan Militer ke Rafah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Jumat bahwa ia telah menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi di Rafah