Meski begitu, Mahendra meminta agar penanganan kesehatan dan ekonomi tidak dipertentangkan. Sebab, keduanya sama-sama penting untuk menjaga keberlangsungan. “Karena pandemi membunuh manusia, tapi krisis ekonomi membunuh kehidupan,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Bahkan Airlangga menduga PSBB menjadi sumber melemahnya pasar modal hari ini. "Hari ini indeks masih ada ketidakpastian akibat announcement gubernur DKI tadi malam hingga pagi tadi indeks sudah di bawah 5.000," ujarnya.
Padahal, indeks di beberapa hari terakhir menunjukkan perbaikan bila disandingkan dengan data per April lalu. Ia mengatakan sektor yang menunjukkan perbaikan adalah industri kimia, pertanian, keuangan, pertambangan, dan konsumer.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah setempat akan menerapkan PSBB pada 14 September 2020 setelah kasus penyebaran virus Corona terus menanjak. PSBB pernah diberlakukan pada April lalu, namun Pemprov melakukan relaksasi, Juni lalu.
Dengan kembali berlakunya PSBB, kegiatan perkantoran, sekolah, dan rumah ibadah ditutup. Seluruh aktivitas tetap berjalan dari tempat masing-masing.
Pemerintah pusat langsung menggelar rapat dengan Anies untuk menyusun skema teknis pelaksanaan pembatasan skala jumbo. “Sedang dikaji dan dikoordinasikan dengan Pemda DKI,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir, saat dihubungi.
Meski PSBB akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, Iskandar yakin pelemahannya tidak akan seburuk yang terjadi pada kuartal lalu. “Mengingat tidak seketat PSBB pertama,” katanya.
Adapun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio berharap Pemerintah DKI Jakarta memberikan ruang bagi industri perhotelan, restoran, dan ekonomi kreatif untuk ‘bernapas’. Dia meminta pelaku usaha di sektor paling terdampak pandemi untuk menjalankan usahanya di masa PSBB tanpa mengabaikan protokol kesehatan.