Keyakinan Nicke juga didasarkan pada fakta bahwa kerugian yang dialami oleh entitasnya pada semester I 2020 sejatinya lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan migas lain yang memiliki aset setara. “Kerugian Pertamina lebih kecil dibandingkan perusahaan-perusahaan (migas) lain dengan aset setara seperti ConocoPhilips dan ENI,” ujar Nicke dalam pesan pendek, Jumat, 28 Agustus 2020.
Berdasarkan data yang dipaparkan Pertamina, perusahaan minyak negara itu mengalami kerugian senilai US$ 0,77 miliar. Sedangkan ExxonMobil mencatat kerugian US$ 1,1 miliar, British Petroleum US$ 21,21 miliar, Total US$ 8,4 miliar, Shell US$ 18,4 miliar, Petrobas US$ 10,41 miliar, Chevron US$ 4,7 miliar, Conoco Phillips US$ 1,43 miliar, dan ENI US$ 8,66 miliar.
Adapun aset untuk masing-masing perusahaan berbeda. ExxonMobil misalnya, memiliki aset US$ 361,5 miliar; British Petroleum US$ 263,18 miliar; Total US$ 259,41 miliar; Shell US$ 375,1 miliar; Petrobras US$ 185,38 miliar; Chevron US$ 223,4 miliar; Conoco Philips US$ 63,05 miliar; ENI US$ 69,5 miliar; dan Pertamina US$ 70,23 miliar.
Dibandingkan dengan perusahaan migas dunia tersebut, menurut Dirut Pertamina, rasio kerugian terhadap total aset menunjukkan bahwa kerugian BUMN migas ini masih berada di peringkat kedua terendah setelah ExxonMobil. Rasio kerugian Pertamina terhadap aset yang dimiliki adalah 0,011 persen, sedangkan ExxonMobil 0,003 persen. Sementara itu, rasio kerugian terhadap total aset terbesar dialami ENI yang mencapai 0,125 persen.
Menteri BUMN Erick Thohir malah menilai kinerja Pertamina membaik dibanding perusahaan migas lainnya selama pandemi. Oleh karena itu ia menegaskan tidak ada rencana pergantian direksi maupun komisaris perusahaan pelat merah itu.
Erick menegaskan bahwa selama ini berprinsip agar jajaran direksi perusahaan tidak perlu dirombak selama kinerjanya baik. "Saya prinsipnya angkat direksi jangan diganti-ganti. Kan, saya di awal sudah bilang selama KPI-nya (Key Performance Indicators) tercapai, terus dibilang Pak Erick pilih kasih main pecat-pecat saja, nggak loh," ujarnya usai melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2020.
Walau kantong terkuras, Pertamina sejauh ini berusaha untuk tidak melakukan PHK. Sebelumnya, sejumlah perusahaan migas internasional diketahui sudah memangkas pegawainya, seperti Chevron hingga British Petroleum (BP).
Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar juga memastikan sampai sekarang belum ada desas desus mengenai isu tersebut di internal perusahaan. "Sampai saat ini tidak ada wacana PHK," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | EKO WAHYUDI
Baca juga: Faisal Basri Sebut Pemerintah Berperan Membuat Rugi Pertamina dan PLN