Secara terpisah, Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengungkapkan saat ini tengah terjadi tren investasi emas di Pegadaian. Investasi emas ini didominasi oleh generasi milenial. Hal itu dikarenakan banyak anak muda yang mulai tertarik untuk belajar berinvestasi melalui emas. Dia menuturkan penjualan emas dalam setengah tahun ini sudah mencapai 10 ton.
Calon pembeli tengah memilih perhiasan emas yang dijual secara dilelang di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, 6 Oktober 2017. Tempo/Tony Hartawan
"Sebagian besar adalah yang belajar investasi, makanya saldonya kecil. Tetapi mereka memang kelompok anak yang belajar investasi dalam bentuk emas," kata Teguh saat paparan virtual Pegadaian, Rabu, 29 Juli 2020.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo, menyebutkan, kenaikan harga emas turut berdampak pada bisnis perseroan. Di tengah moncernya harga logam mulia ini, kebanyakan masyarakat memilih untuk menjual emas miliknya.
Namun, banyak juga yang masih wait and see, berharap mendapatkan harga emas yang terbaik. "Tapi kalau sudah ketinggian masyarakat berhenti berinvestasi karena (emas) dianggap terlalu mahal," kata Harianto.
Adapun harga emas di Tanah Air hari ini jauh lebih tinggi dibanding awal tahun yang sebesar Rp 771 ribu, yang merupakan level terendah selama tahun ini. Pada 8 Januari, harga menyentuh Rp 808.000 per gram. Pada akhir Februari hingga Maret harga emas masih fluktuatif. Pada 17 Maret harga melorot menjadi Rp 810 ribu per gram, namun sejak itu, harga terus naik menyentuh rekor baru pada 7 April sebesar Rp 972 ribu per gram.
Sejak 7 April itu, harga naik turun namun tidak terlalu signifikan. Terendah sejak April hingga hari ini sebesar Rp 875 ribu per gram. Sedangkan harga tertinggi emas pada tahun ini sebesar Rp 1.022.000per gram pada 28 Juli 2020.