TEMPO.CO, Jakarta – Di tengah ketidakpastian global di masa pandemik, sepekan terakhir, harga emas dunia menyentuh rekor baru sepanjang masa. Penguatan harga emas dunia hari ini kembali terjadi setelah The Fed berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sehingga mengurangi harapan pemulihan ekonomi.
Mengutip Antara, Kamis, 30 Juli 2020, harga kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik lagi US$ 8,8 atau 0,45 persen menjadi US$ 1.953,40 per troy ounce pada Rabu, 29 Juli. Emas berjangka terangkat US$ 13,6 atau 0,7 persen menjadi US$ 1.944,6. Sementara di dalam negeri, logam mulia batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) pun kini telah menyentuh Rp 1.016.000 per gram.
Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2020. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menanggapi tingginya harga emas saat ini, perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, hal ini dipicu oleh kondisi perekonomian yang masih tak menentu. Ketidakpastian masih tinggi tanpa ada titik terang kapan pandemi Covid-19 di seluruh dunia berakhir.
Karena itu, kata dia, di tengah membumbungnya harga emas, penempatan dana yang paling aman bagi investor saat ini adalah emas. "Emas sebagai sarana parkir duit sementara. Emas adalah produk yang risikonya dirasa relatif rendah," kata Eko saat dihubungi, Kamis, 30 Juli 2020.
Baca Juga:
Menurut Eko, ketidakpastian dan terus mundurnya penemuan vaksin Covid-19 memberikan peluang besar bagi harga eemas untuk kembali meroket. Karena itu, jika investor baru ingin memulai investasi emas pada saat ini, maka harga belinya sudah terlalu tinggi.
"Ingat ada harga jual dan harga beli. Biasanya harga emas tertera adalah harga jual. Sedangkan harga beli kembali jarang terekspos, padahal perbedaanya banyak," kata dia.
Eko menerangkan, jika seseorang baru akan membeli emas sekarang ini untuk investasi rutin, maka tidak masalah. Namun jika investasi emas itu dilakukan untuk spekulasi, maka sudah tidak menguntungkan. “Sudah kemahalan,” ia menuturkan.