Salah satu netizen @yakobus_alvin mengaku telah menyerahkan total dana Rp 65 juta sepanjang tahun 2018-2019 untuk dikelola Jouska. Tapi belakangan bukannya berkembang tapi nilai dananya jeblok hingga lebih dari 70 persen atau menjadi minus Rp 36 jutaan. "Dikelola ya, bukan sekedar diarahkan," kata Alvin, seperti dikutip dari cuitannya, Selasa malam, 21 Juli 2020.
Alvin mempersilakan Tempo mengutip cuitannya tersebut. Ia mengaku semula tertarik menggunakan jasa perencanaan keuangan Jouska karena melihat konten di Instagram yang sangat menarik. "Booming banget di IG. Kontennya menarik dan sebagai pemula di bidang keuangan pasti tergerak dong karena kontennya," ucapnya.
Rabu pagi, 22 Juli 2020, pemberitaan dan pembicaraan publik di media sosial terus bergulir dalam dua hari berturut-turut. Para klien pun beramai-ramai muncul ke publik lewat berbagai platform, menyapaikan kerugian mereka. Semua itu terus bermunculan sampai akhirnya Aakar menyampaikan permintaan maaf di akun instagramnya.
Tak hanya klien dan masyarakat biasa, perencana keuangan kondang Safir Senduk turut berkomentar. Ia kesal dengan kasus investasi ilegal di Jouska ini. "Saya betul-betul marah. Skandal Keuangan kali ini betul-betul tidak lucu," kata dia lewat akun twitternya @SafirSenduk pada Sabtu, 25 Juli 2020.
Menurut dia, reputasi dari industri perencana keuangan menjadi rusak akibat kejadian ini. Perencana Keuangan yang bekerja lurus, jujur, dan independen, jadi ikut terkena imbasnya. "Pelaku harus bertanggung jawab," kata dia.
Meski yang kena kasus adalah Jouska, rupanya Safir ikut kena getahnya. Beberapa kenalan mendadak bertanya kepadanya. "Megang uang (klien) gak? Ada yang nanya begitu," kata Safir bercerita kepada Tempo, saat dihubungi hari ini, Rabu, 29 Juli 2020.