TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Kota kembali hiruk pikuk di tengah masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi fase pertama. Jalanan Jakarta sudah kembali dipadati kendaraan bermotor. Bahkan unjuk rasa besar sudah beberapa kali digelar di kota yang tengah berjuang menghadapi wabah virus Corona ini.
Seiring melonggarnya pembatasan sosial, peningkatan kasus positif Covid-19 terus terjadi. Puncaknya pada pekan lalu yang mencatat rekor tertinggi angka positif Covid-19.
Pada Ahad, 12 Juli 2020 tercatat kasus pasien positif Covid-19 menjadi yang tertinggi yaitu 404 kasus.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sebelumnya mengisyaratkan akan membuka beberapa tempat lagi, seperti bioskop, akhirnya mengumumkan perpanjangan lagi PSBB fase pertama hingga 30 Juli 2020.
Anies tak punya pilihan, selain memperpanjang PSBB transisi. "Akan amat berisiko jika melonggarkan fase satu dan masuk ke fase dua transisi. Kami kembali memutuskan memperlanjang fase satu selama dua pekan ke depan sebelum beralih ke fase kedua," kata Anies dalam konpers secara daring, Kamis malam, 16 Juli 2020.
Anies punya tiga alasan kembali mempertahankan fase pertama transisi, meski angka penularan virus terus meroket. Pertama adalah angka reproduksi efektif (Rt) virus masih berada di angka 1,15. Artinya, satu orang yang terjangkit menularkan ke satu orang lainnya.
Meski telah berada di atas angka satu, inisiator Gerakan Indonesia Mengajar itu mengklaim reproduksi virus masih stabil. Sebab, pada awal pagebluk ini menyergap, reproduksi sempat menyentuh empat. Artinya satu orang yang terjangkit Covid-19, menulari empat orang lainnya.
"Kami ingin angka Rt itu turun lagi. Sekarang di atas satu, ada percepatan penularan lagi," ujar dia.