Di sektor transportasi publik, khususnya penumpang KRL, Pemprov DKI akan bekerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia untuk membenahi alur penumpang KRL agar tak ada penumpukan. "Tempat lain relatif terkendali. Perkantoran, pertokoan hingga kendaraan umum seperti MRT relatif terkendali," ujarnya. "Hanya pasar dan KRL yang masih harus menjadi fokus perhatian," ujar mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengingatkan warga untuk meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Menurut dia, turunnya kedisiplinan warga DKI dalam menerapkan protokol kesehatan yang menyebabkan poin pelonggaran DKI menurun menjadi 71.
"Angka kepatuhan menjalankan protokol kesehatan bahkan seluruhnya di bawah 50 persen. Artinya sebagian besar masyarakat mulai tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," ujar Pandu.
Selama PSBB transisi, ujar Pandu, Pemprov DKI harus fokus menekan penularan Covid-19 di klaster pasar. Ia mengatakan dari hasil kajian sementara ditemukan 5 persen pedagang pasar tradisional di Jakarta telah terpapar Covid-19. "Kajiannya belum selesai. Indikasi sementaranya seperti itu," kata Pandu yang ikut mengolah data epidemiologi di DKI.
Suasana penumpang kereta KRL Commuterline menuju Jakarta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin, 20 April 2020. Sejumlah kepala daerah di Jabodetabek telah mengusulkan agar kereta Commuterline diberhentikan sementara untuk memperlambat penyebaran virus corona. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pakar epidemiolog UI lainnya, Syahrizal Syarif, mengungkap Jakarta menjadi provinsi paling berisiko terhadap penularan Covid-19 di Indonesia. Hingga kini penularan Covid-19 belum bisa terkendali dan angka kasus harian masih tinggi.
Ia mencatat kurva mingguan penularan Covid-19 di DKI selama masa PSBB transisi justru terus meroket. Pada pekan ketiga atau periode 19-26 Juni 2020 penularan mencapai rata-rata di atas 150 kasus baru per hari. Pada pekan pertama masa transisi kasus baru Covid-19 melonjak hingga nyaris menyentuh 150 kasus. "Kasus DKI masih turun naik. Ini membuktikan wabah belum terkendali," ujar Syahrizal.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gilbert Simanjutak, meminta Gubernur Anies Baswedan agar hati-hati dalam menyampaikan pernyataan ihwal pandemi kepada warga. Ia mengkritik Anies yang sempat menyatakan wabah Corona di Jakarta telah terkendali.
Gilbert menyebutkan masih banyak hal yang mengkhawatirkan dari pandemi Corona di masa PSBB transisi. Ia menyoroti pasar tradisional yang menjadi salah satu titik penularan. Menurut dia, warga di pasar tradisional masih belum menerapkan protokol kesehatan dengan baik padahal pandemi sudah melanda Jakarta sejak Maret lalu. Ia menilai Pemerintah DKI belum tegas menerapkan protokol kesehatan. "Ketegasan kurang di lapangan. Seharusnya tetap saja bertahan PSBB. Masyarakat sudah telanjur menyikapinya seperti biasa," ujarnya.
IMAM HAMDI