Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali mengatakan seluruh wahana di tempat wisata Ancol telah menerapkan protokol kesehatan. Ancol, kata dia, bakal dibuka pada 20 Juni 2020. "Kami sudah persiapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membatasi kapasitasnya," tutur dia.
Menurut dia, pada pembukaan perdana nanti tempat wisata di Ancol hanya menerima 30 persen kapasitas pengunjung. "Seperti Dufan yang kapasitasnya 15 ribu orang, kami hanya jual tiket 5 ribu," kata Sahir.
Pengelola bakal mulai membuka atau memperbanyak kapasitas pengunjung jika pada tahap pertama pembukaan seluruh wisatawan bisa dikendalikan. "Kalau 30 persen sulit kami kontrol, maka akan dikurangi lagi. Belajar dari Cina saja saat tempat wisata dibuka hanya 10 persen yang datang," ucapnya.
Ia menuturkan pengelola juga telah menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus saat wahana dibuka, seperti kewajiban memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh, dan mencuci tangan. Pendaftaran pun dilakukan dengan cara online. "Semua protokol kesehatan sudah siap. Restoran juga hanya menyediakan kursi 50 persen dari kapasitas," tutur Sahir.
Petugas menggunakan masker dan pelindung wajah saat persiapan pembukaan kembali Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020. Jumlah pengunjung akan dibatasi maksimal sebanyak 1.000 orang per hari dan harus melakukan pendaftaran melalui online. TEMPO/M Taufan Rengganis
Begitu juga dengan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang akan dibuka kembali untuk umum mulai Sabtu, 20 Juni 2020. Selain menerapkan protokol kesehatan yang tidak berbeda jauh dengan di Ancol, pembatasan pengunjung dilakukan dengan cara mendaftar untuk mendapatkan tiket masuk.
"Jumlah pengunjung maksimal 1.000 orang per hari Selasa sampai dengan Minggu. Hari Senin tetap diberlakukan hari libur satwa (tidak menerima kunjungan)," kata Kepala Satuan Pelaksana Promosi Ragunan, Ketut Widarsana.
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif menyayangkan Pemprov DKI yang begitu cepat merelaksasi kebijakan PSBB saat wabah belum terkendali. Menurut dia, DKI memang belum mampu mengendalikan penularan virus corona.
Hal itu dibuktikan dengan kurva penularan yang masih naik dan turun. Ia menilai suatu wilayah disebut berhasil mengendalikan pandemi jika tidak terjadi lagi lonjakan kasus selama 14 hari. "Dengan kata lain selama 14 hari berturut-turut terjadi penurunan jumlah kasus harian," ujar Syahrizal.
Pandangan Syahrizal tersebut menanggapi naiknya kasus Covid-19 pada awal pekan ini. Senin, 8 Juni 2020, pasien baru Covid-19 di Jakarta mencapai 234 orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dari angka sebelumnya yang mencapai 223 kasus baru pada 15 April 2020. Kenaikan tersebut diprediksi Syahrizal karena banyak warga yang melakukan pelanggaran jelang Lebaran 2020.
IMAM HAMDI | BRAM SETIAWAN