Agar bisa bertahan, perseroan pun berencana mencari alternatif rute penerbangan internasional yang bisa dimaksimalkan untuk menambal pemasukan-pemasukan yang hilang tersebut.
Menanggapi situasi ini, staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Arya Sinulingga, mengatakan pembatalan haji adalah konsekuensi dari kondisi wabah yang hingga kini belum juga mereda. Ia berujar kondisi ini bukan hanya dirasakan oleh Indonesia maupun Garuda Indonesia semata, melainkan juga maskapai di seluruh dunia.
Ia pun mempersilakan Garuda Indonesia untuk mengambil kebijakan untuk efisiensi di tengah dampak wabah Covid-19. Belakangan perseroan telah melakukan sejumlah upaya mengobati keuangan di tengah pandemi, misalnya meminta penundaan pembayaran utang US$ 500 juta yang jatuh tempo pada bulan ini, hingga melakukan pemangkasan jumlah awak kabin dan pilot.
"Kami serahkan kepada manajemen Garuda untuk menghitung dampak dari Corona, konsekuensi terhadap binisnya termasuk efisiensi-efisiensi yang dilakukan supaya Garuda tetap bisa bertahan dan bisa operasi," ujar Arya dalam konferensi video, Selasa, 2 Juni 2020.
Arya meyakini manajemen Garuda memiliki berbagai pilihan yang sulit dalam kondisi pandemi ini. Jadi, menurut dia, kebijakan itu pasti diambil dengan pertimbangan yang matang oleh manajemen.
Di saat yang sama, Arya mengatakan perseroan bakal mendapat dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun pada tahun ini. Ia mengatakan dana itu bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.
Pemerintah dalam hal ini hanya menjadi penjamin bagi perseroan untuk mencari utang dari berbagai sumber. Fasilitas dana talangan itu diberikan kepada Garuda Indonesia untuk mengatasi permasalahan keuangan akibat turunnya jumlah penumpang hingga 95 persen, termasuk dari dibatalkannya penerbangan haji.
Nada positif juga disampaikan oleh Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali. Ia menjamin maskapai pelaksana pengangkutan Jemaah haji tahun 1441/H/2020 M akan ditetapkan kembali sebagai pelaksana pengangkutan jemaah haji pada tahun haji berikutnya.
Penetapan itu nantinya tanpa melalui banyak tahap seleksi dengan jenis pesawat dan embarkasi sama sebagaimana yang telah ditetapkan. “Secara otomatis tiga maskapai yang pada tahun ini terpilih akan ditetapkan kembali untuk tahun depan,” kata Nizar. Tak hanya itu, Kementerian Agama juga akan melakukan negosiasi tarif tiket pesawat dengan menyesuaikan kembali komponen harga penerbangan pada tahun depan.
Tahun ini, sedikitnya ada tiga maskapai yang melayani haji penerbangan haji 2020 yakni Saudi Arabian Airlines, Garuda Indonesia, serta Flynas. Rinciannya Garuda Indonesia akan melayani 268 kloter, Flynas 19 kloter penerbangan haji, sementara Saudia Airlines melayani 221 kloter.
Pandemi memang menorehkan catatan buruk bagi sebagian besar masyarakat pada tahun ini. Kini, Dinta bersama para calon jemaah haji yang gagal berangkat, para pelaku biro travel umrah, dan Garuda Indonesia hanya bisa berharap pandemi lekas berlalu. Sehingga, aktivitas masyarakat, termasuk ibadah haji, bisa kembali seperti sedia kala.
CAESAR AKBAR | ARIYANI | FRANCISCA CHRISTY | AHMAD FAIZ | BISNIS