Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO di Pusaran Permusuhan AS dan Cina Soal Wabah COVID-19

image-gnews
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Dewan pengawas Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dalam rapat tahunan Majelis Kesehatan Dunia atau WHA secara online pada Senin memberikan dukungan terhadap kerja WHO sekaligus tuntutan untuk mengkaji kembali kinerja organ PBB itu.

Dari rapat WHA yang dihadiri 194 negara anggota WHO termasuk negara pemantau, Dewan pengawas menyatakan pihaknya memahami adanya tuntutan sejumlah negara anggota untuk mengkaji kembali kinerja WHO. Namun Dewan mempertimbangkan pengkajian tidak dilakukan dalam situasi panas saat ini karena akan menimbulkan gangguan.

Dewan pun memperingatkan politisasi yang meningkat dalam menanggapi wabah COVID-19 sehingga menghambat upaya mengalahkan virus. WHO tidak dapat berhasil tanpa dukungan politik global yang terpadu.

Seluruh anggota WHO disarankan untuk mengkaji kembali kapasitas dan ukuran dari program-program darurat WHO dengan anggaran yang kurang dari US$ 300 juta. Anggaran sebesar itu dinilai teramat kurang.

WHO membutuhkan sekitar US$ 1,7 miliar sepanjang tahun ini. Itu artinya ada kekurangan yang perlu ditutupi sebesar US$ 1,3 miliar.

Poin penting pernyataan Dewan Pengawas WHO ini merefleksikan situasi yang terjadi dalam empat bulan terakhir sejak wabah COVID-19 muncul pertama di Wuhan, Cina hingga berubah menjadi wabah global.

Di tengah wabah yang membawa dunia masuk dalam resesi parah akibat wabah COVID-19, permusuhan antara Amerika Serikat dengan Cina memanas terkait dengan transparansi dan akuntabilitas WHO dan Cina dalam menangani wabah COVID-19.

Presiden AS Donald Trump bahkan secara terbuka menuding WHO menjadi Cina sentris. WHO di bawah kepemimpinan Tedros Adhanom Ghebreyesus dinilai tidak lagi bekerja secara independen.

Kritik tajam Presiden Trump diikuti dengan penghentian sementara bantuan dana ke WHO. Selama ini, AS menjadi penyumbang terbesar bagi organ PBB itu. AS baru akan menyalurkan kembali dananya setelah pengkajian secara independen terhadap WHO dan kepemimpinan Ghebreyesus rampung.

Presiden Cina Xi Jinping menerima tuntutan pengkajian WHO sebagaimana diminta Presiden Trump. Xi mengajukan syarat, bahwa pengkajian harus dipimpin WHO. Pernyataan Xi ini memunculkan tanda tanya mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Beberapa hari sebelum Badan Pengawas WHO mengadakan rapat tahunan, AS, Australia, Kanada, Prancis, dan Jerman meminta dilakukan investigasi mengenai bagaimana Cina menangani wabah dalam bingkai WHO.

Negara yang didominasi sekutu AS di Eropa dan Australia secara jernih meminta investigasi atas asal mula virus di Cina. Tuntutan investigasi ini untuk menjawab apakah Cina di awal wabah ini berusaha menutup-nutupi atau Beijing lamban untuk memberitahukan kepada dunia mengenai virus itu menular dari manusia ke manusia.

Dalam laporan Reuters 18 Mei, semakin bertambah negara yang memberikan dukungan untuk dilakukan penyelidikan independen terhadap pandemi COVID-19. Rusia disebut telah bergabung dengan 100 negara mendukung resolusi di Majelis Kesehatan Dunia yang menggelar sidang tahunan virtual kemarin dan hari ini.

Resolusi untuk melakukan penyelidikan independen atas pandemi COVID-19 digagas Uni Eropa dan Australia.

Cina marah atas manuver 100 negara yang menuntut resolusi dikeluarkan untuk melakukan penyelidikan tentang pandemi COVID 19. Cina menuduh Canberra melakukan tindakan sangat tidak bertanggung jawab yang dapat menganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi dan bertentangan dengan aspirasi bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Taiwan belakangan mengeluarkan kritikan terhadap WHO yang dinilai sudah dikendalikan Cina setelah WHO tidak mengundang negara itu menghadiri rapat tahunan Majelis Kesehatan Dunia tahun ini.

Taiwan sejak 2009 hingga 2016 berpartisipasi dalam rapat Majelis Kesehatan Dunia dengan status pemantau. Namun untuk 3 tahun terakhir tidak mendapat akses untuk ikut serta.

Cina menghalangi keikutsertaan Taiwan karena menolak syarat yang diajukan bahwa Taiwan adalah bagian dari Cina.

Taiwan kecewa atas sikap WHO yang dianggap tidak independen dalam memutuskan keikusertaan Taiwan.

"Kementerian Luar Negeri menyatakan penyesalan mendalam dan ketidakpuasan yang kuat bahwa Sekretariat Organisasi Kesehatan Dunia menyerah pada tekanan dari pemerintah Cina dan terus menerus mengabaikan hak kesehatan 23 juta orang di Taiwan," ujar Joseph Wu, menteri luar negeri Taiwan kepada wartawan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Presiden Cina Xi Jinping dalam pidatonya dalam rapat Majelis Kesehatan Dunia kemarin mengatakan, Cina mendukung evaluasi komprehensif yang dilakukan secara imparsial. Syaratnya, setelah wabah global COVID-19 dapat dikendalikan.

Presiden Xi tidak secara gamblang mendukung investigasi atas asal mula virus Corona  yang telah menewaskan lebih dari 310 ribu orang di berbagai negara.

Begitupun keputusan ada di tangan Majelis Kesehatan Dunia sebagai badan yang diberi wewenang untuk membuat keputusan.

WHO saat ini dalam posisi yang sulit melepaskan diri dari kecurigaan negara-negara anggotanya yang mengkritisi independensinya dan imparsialitasnya.

Sejak awal virus corona muncul pertama kali di Wuhan, Direktur Eksekutif WHO Ghebreyesus sudah jadi sorotan AS karena kedekatannya dengan Cina.

Merujuk pada Konstitusi WHO, jika terjadi sengketa di lembaga kesehatan dunia ini yang tidak terselesaikan, maka sengketa ini akan dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag. Mahkamah ini merupakan organ hukum PBB.

Beberapa pakar kesehatan dan hukum meragukan hal itu karena Cina pasti akan menghentikan langkah itu karena putusan Mahkamah Internasional akan dibawa dan diputuskan di Dewan Keamanan PBB. Di badan ini Cina memiliki hak veto.

Jika pun terjadi, maka WHO akan mencatatkan sejarahnya bahwa untuk pertama kali sengketa antar anggota dibawa ke Mahkamah Internasional semata-mata untuk membuktikan apakah WHO bekerja sungguh independen dan imparsial terhadap seluruh anggotanya.

Ironisnya, masalah ini terjadi justru saat dunia masih berjuang menyelamatkan jiwa-jiwa dari serangan virus corona ketika vaksin dan obat belum ditemukan. Tidak seorangpun mampu memprediksikan kapan penawar virus ini akan ditemukan dan dimanfaatkan manusia. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

2 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

8 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

8 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

9 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

9 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

12 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

12 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

13 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual