Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Pandemi Virus Corona, Laut Cina Selatan Tegang

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Kepulauan Paracel. visithainan.com.au
Kepulauan Paracel. visithainan.com.au
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Laut Cina Selatan mengalami ketegangan setelah terjadi manuver dari kapal Penjaga Pantai Cina dan kapal nelayan negara itu terhadap kapal eksplorasi minyak milik Malaysia pada April 2020.

Pada Mei 2020, pemerintah Cina juga melarang nelayan Filipina dan Vietnam mencari ikan di kawasan Laut Cina Selatan.

Alasannya, tindakan nelayan kedua negara itu dianggap merugikan kepentingan Cina dan melanggar hak kedaulatan negara itu di kawasan Laut Cina Selatan.

“Vietnam meminta Cina untuk tidak membuat situasi di Laut Cina Selatan menjadi lebih kompleks,” kata Le Thi Thu Hang, juru bicara kementerian Luar Negeri Vietnam, seperti dilansir Straits Times pada 9 Mei 2020.

Hang mengatakan ini untuk memprotes keputusan Cina yang membuat keputusan unilateral atau sepihak melarang kegiatan menangkap ikan di Laut Cina Selatan dari 1 Mei – 16 Agustus 2020.

Dia juga menegaskan Vietnam memiliki kedaulatan atas wilayah laut yang dimiliki berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut.

Ketegangan ini terjadi di tengah merebaknya wabah virus Corona, yang menyebar dari Kota Wuhan di Cina bagian tengah ke berbagai kawasan termasuk Asia Tenggara.

Wabah virus Corona ini telah menginfeksi sekitar empat juta orang dan menewaskan sekitar 283 ribu orang di 187 negara. Sebanyak 1.4 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan di rumah sakit. 

Cina dinilai berupaya memperkuat klaimnya bahwa sekitar 80 persen kawasan Laut Cina Selatan sebagai kawasan laut miliknya.

Kawasan laut ini dinilai memiliki kekayaan alam berlimpah berupa cadangan minyak, gas serta ikan.

Padahal, ada sejumlah negara lain di Asia Tenggara yang juga mengklaim sebagian kawasan laut ini sebagai milik masing-masing seperti Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.

Hang mengatakan Vietnam memiliki kedaulatan penuh berdasarkan bukti sejarah dan hukum atas kepulauan Paracel atau Hoang Sa dalam bahasa Vietnam dan Spratly atau Truong Sa.

Sebelumnya, Pasukan Penjaga Pantai Cina cabang Laut Cina Selatan telah mengumumkan moratorium kegiatan menangkap ikan sejak siang hari 1 Mei hingga 16 Agustus pada area 12 derajat lintang utara Laut Cina Selatan.

Sekitar 50 ribu kapal penangkap ikan bakal berhenti beroperasi selama 3.5 bulan moratorium, yang dinyatakan sepihak oleh pemerintah Cina ini.

Beijing beralasan, seperti dilansir Straits Times, moratorium ini perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan sumber daya ikan dan meningkatkan ekologi laut.

Nelayan Vietnam mengatakan siap untuk tetap mencari ikan disekitar Kepulauan Paracel meski ada larangan ini.

“Jika kami dikejar kapal Cina, kami laporkan ke polisi laut Vietnam. Tapi mereka biasa tidak membantu sama sekali,” begitu kata salah satu nelayan seperti dilansir Benarnews mengutip Radio Free Asia.

Ketegangan Vietnam dan Cina juga terjadi pada April saat Hanoi menuding salah satu kapal penangkap ikan negara itu tenggelam di sekitar Kepulauan Paracel.

Protes serupa juga dilayangkan asosiasi nelayan Filipina dan pemerintah di Manila.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Pemerintah Filpina seharusnya tidak membuang waktu dan menunggu petugas laut Cina menangkapi nelayan kita,” kata Fernando Hica, ketua PAMALAKAYA, yang merupakan organisasi nelayan di Filipina.

“Tindakan Cina mengganggu harus segera dihentikan dan diprotes. Kita memiliki hukum internasional dan lokal mengenai penangkapan ikan yang dapat diterapkan untuk melawan sikap agresif Cina.”

Hicap menambahkan,”Mereka tidak memiliki hak moral untuk menyatakan larangan menangkap ikan dengan alasan konservasi di laut ini. Mereka tidak memiliki klaim legal. Cina juga telah melakukan kegiatan reklamasi besar-besaran.”

Soal ini, pemerintah Cina mengatakan Vietnam tidak berhak memprotes larangan menangkap ikan di Laut Cina Selatan.

“Menurut hukum internasional dan hukum laut Cina, Cina memiliki kedaulatan dan yurisdiksi atas sejumlah bagian Laut Cina Selatan,” kata Zhao Lijian, juru bicara kemenlu Cina seperti dilansir CGTN dari Cina pada Senin, 11 Mei 2020.

Kapal Penjaga Pantai Cina juga terlibat ketegangan dengan kapal eksplorasi minyak milik perusahaan minyak raksasa Malaysia yaitu Petronas.

Kapal West Capella, yang merupakan kapal pengeboran laut berbasis di di London, Inggris, disewa oleh Petronas.

West Capella, yang dimiliki perusahaan Seadrill itu, memulai eksplorasi di dua ladang minyak dan gas lepas pantai yaitu Arapaima-1 dan Lala-1 seperti dilansir situs Asia Maritime Transparency Initiative.

Menurut situs ini, kapal Cina terus membayangi kegiatan Kapal West Capella sejak Maret hingga awal April 2020.

Ini terlihat dari data yang dipublikasikan Marine Traffic dan menunjukkan lokasi kapal-kapal itu di area yang sama.

Sejumlah kapal nelayan Cina juga terlihat beroperasi di dekat Kapal West Capella.

“Sebagai responnya, kapal angkatan laut Malaysia melakukan patroli di sekitar area ini,” begitu dilansir Asia Maritime Transparency Initiative.

Ini membuat Amerika Serikat, seperti dilansir Daily Mail, mengirim dua kapal perang ke area yang sama untuk memperingatkan Cina menghentikan tindakan mengganggu yang dilakukannya.

Dua kapal perang itu adalah USS Montgomerry dan USNC Cesar Chavez, yang bertugas untuk hadir di Laut Cina Selatan di dekat kapal West Capella, yang berbendera Panama.

“Tindakan ini menjadi pesan kuat kepada kapal Cina, yang dikabarkan telah mengganggu kapal komersil ini selama beberapa pekan,” begitu dilansir Daily Mail.

Militer AS juga pernah mengirim Kapal USS Bunker Hill, yang merupakan kapal penjelajah bersenjata rudal presisi, untuk mendampingi Kapal Perang Australia HMAS Parramatta.

Kedua kapal ini lalu melakukan latihan gabungan bersama Kapal USS America dan Kapal Penghancur USS Barry, yang bersenjata rudal presisi.

Kapal-kapal ini berlatih bersama di dekat kapal survei pemerintah Cina Haiyang Dizhi 8, yang beroperasi dengan dikawal sejumlah Kapal Penjaga Pantai Cina di Laut Cina Selatan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

3 jam lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

1 hari lalu

Siti Nurhaliza. Foto: Instagram.
Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

Penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza mengabarkan akan menggelar konser di Arena of Stars, Genting Highlands.


Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

2 hari lalu

Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis 18 April 2024. Data dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menyebutkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang yang menimbulkan suara gemuruh, gempa, dan kilatan petir vulkanik. ANTARA FOTO/HO-Basarnas
Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

Semburan abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Sulsel membuat penerbangan ke dan dari Sabah dan Sarawak terpaksa dibatalkan.


Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

2 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.


Piala Asia U-23 2024: Kunci Kemenangan Timnas U-23 Vietnam atas Kuwait 3-1

2 hari lalu

Logo Piala Asia U-23. Istimewa
Piala Asia U-23 2024: Kunci Kemenangan Timnas U-23 Vietnam atas Kuwait 3-1

Timnas U-23 Vietnam berhasil menuai poin penuh pada laga perdana di Grup D Piala Asia U-23 2024.


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

2 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Bos Apple Tim Cook Bertemu Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional

2 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Bos Apple Tim Cook Bertemu Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional

Sejumlah media internasional memberi perhatian pada pertemuan Presiden Jokowi dengan bos Apple Tim Cook di Istana Merdeka Jakarta.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

2 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.