TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 40 pemimpin dunia menghadiri konferensi untuk penggalangan dana vaksin COVID-19 kemarin dan dalam hitungan jam terkumpul US$ 8,1 miliar atau setara dengan Rp 122,4 triliun.
Uni Eropa dan 4 negara non-Uni Eropa yakni Inggris, Jepang, Norwegia, dan Arab Saudi menjadi tuan rumah konferensi penggalangan dana untuk vaksin COVID-19 mendapat dukungan juga dari PBB dan sejumlah organisasi amal dunia seperti Yayasan Bill and Melinda Gates, lembaga riset, dan orang-orang kaya raya dari berbagai negara.
Diva pop dunia warga Amerika Serikat, Madonna bahkan mendonasikan 1 juta euro di konferensi ini.
Amerika Serikat menolak bergabung dalam konferensi ini tanpa memberi alasan jelas. Rusia juga tidak mengikuti konferensi ini.
Presiden Cina, Xi Jinping tidak menghadiri konferensi ini. Cina mengirim duta besarnya untuk Uni Eropa hadir dalam konferensi ini.
"Saya percaya 4 Mei menandai titik balik dalam pertarungan kami melawan virus Corona karena hari ini dunia hadir bersama," kata Ursula von der Leyen, Kepala Komisi Uni Eropa sebagaimana dilaporkan thenational.ae, 4 Mei 2020.
"Ini akan membantu kerja sama global yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar der Leyen, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Menurut der Leyen, dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk penyediaan vaksin, diagnostik, perawatan untuk melawan COVID-19.
Sejauh ini beberapa laporan menyebutkan, lebih dari 100 proyek penelitian tentang vaksin sedang berlangsung di dunia termasuk percobaan klinis yang dilakukan di Amerika Serikat, Cina, dan Eropa.
Wabah Corona telah menewaskan hampir seperempat juta orang di seluruh dunia. Sebanyak 140 ribu di antara yang tewas terjadi di Eropa. Nyawa mereka tidak tertolong karena ketiadaan vaksin.
Menurut Der Leyen, vaksin ini menjadi peluang terbaik untuk memukul penyakit COVID-19.
Sejumlah kepala negara angkat bicara tentang penggalangan dana yang baru pertama kali diadakan ini sejak wabah COVID-19 dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO sebagai pandemi pada Januari 2020.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memperingatkan lebih banyak dana yang diperlukan untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan vaksin ini.
"Dana ini semacam uang muka bagi pengembangan alat baru yang membutuhkan kecepatan. Namun untuk mencapai semua orang semua tempat kita sepertinya perlu lima kali lipat jumlahnya," kata Guterres dalam konferensi, mengutip Channel News Asia.
Itu berarti, menurut Guterres, dibutuhkan total dana sekitar 38 miliar euro untuk pembuatan vaksin hingga didistribusikan merata ke semua orang di dunia.
Perdana Menteri Inggris, Boris Jhonson mengatakan pencarian vaksin merupakan upaya bersama yang paling mendesak saat ini.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyerukan agar vaksin COVID-19 nantinya harus tersedia bagi semua orang, tidak hanya untuk negara-negara kaya.
"Mereka yang menemukan tentu saja akan dibayar secara adil, tetapi akses akan diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia oleh organisasi yang kita pilih," kata Trudeau.
Pesan senada disuarakan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq Al Rabiah untuk menutup semua jurang pendanaan
"Kita harus ingat pentingnya menjaga kesehatan semua orang secara global. Tanggung jawab utama kita adalah memastikan orang-orang terlindungi dari penyakit ini dan menghilangkannya," kata Al Rabiah.
Raja Abdullah II dari Yordania menegaskan, bahwa kegagalan bukan opsi di wilayahnya.
"Mereka yang paling rentan dalam situasi sulit begini adalah pengungsi dan komunitas pengungsi," kata Raja Abdullah.
Kanselor Jerman Angela Merkel berjanji negaranya akan mendukung solusi yang esensinya menyediakan pengobatan untuk semua orang di bumi ini.
"Aksi bersama adalah keharusan. Hanya bergabung melakukan aksi internasional, multilateral akan membolehkan kita mengatasi pandemi ini," Merkel menegaskan.
Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg menyesalkan ketidakhadiran Washington dalam konferensi ini.
"Sangat disayangkan AS tidak bagian dari ini. Ketika Anda berada dalam krisis, Anda mengelolanya dan melakukannya bersama-sama dengan orang lain," kata Solberg.
Duta Besar Cina untuk Uni Eropa, Zhang Ming menyinggung tindakan AS tanpa menyebut nama negaranya terkait dengan tudingan selama ini ke Cina bahwa virus Corona berasal dari laboratorium virologi di Wuhan.
"Kerja sama multilateral dalam memerangi virus, percaya dan solidaritas lebih berniali daripada emas. Permainan panik dan menyalahkan sama sekali tidak berguna," kata Zhang Ming.
Berikut 3 negara penyumbang dana terbesar yang digalang dalam konferensi yang diselenggarakan Uni Eropa dan 4 negara non-Uni Eropa sebagaimana dilaporkan Forbes:
1. Kanada.
Negara ini menyumbang sebesar US$850 juta.
2. Jepang.
Negara yang sedang memperpanjang masa darurat nasional karena wabah COVID-19, menyumbang sebesar US$ 843 juta.
3. Inggris.
Negara yang juga belum reda dihajar Wabah COVID-19 mengumumkan menyumbangkan dana US$ 429 juta melalui Gavi, satu organisasi yang beraliansi dalam pengadaan vaksin.
Urutan berikutnya Jerman, Prancis, dan Arab Saudi dengan jumlah US$ 490 juta.Adapun Cina dan Irlandia masing-masing menyumbangkan dana US$ 50 juta.
Australia kemudian menyumbangkan dana vaksin COVID-19 sebesar US$ 352 juta, sehingga hingga tengah malam kemarin total dana yang terkumpul mencapai US$ 12,7 miliar.