TEMPO.CO, Jakarta -Pendistribusian bantuan sosial atau bansos kepada warga yang terdampak Covid-19 selama masa pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta, masih amburadul. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menunda penyaluran bantuan tahap dua sampai adanya perbaikan data.
Di Jakarta Timur misalnya. Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar menginstruksikan menarik 9.595 paket bansos bagi warga yang terdampak kebijakan untuk cegah penyebaran Covid-19, karena salah sasaran. Bansos yang salah sasaran tersebut berasal dari bantuan DKI sebanyak 9.205 paket dan bantuan pemerintah pusat 390 paket.
"Mereka bukan yang berhak menerimanya," kata Anwar saat dihubungi, Kamis, 30 April 2020. Bantuan DKI yang ditarik itu dikembalikan ke gudang Pasar Jaya. Sementara bansos dari pemerintah pusat dibawa ke gudang Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.
Anwar mengatakan data penerima bansos itu diperoleh dari pemerintah DKI. "Itu data dari pusat. Kami wilayah hanya tugasnya menerima dan menyalurkan bantuan," ucap dia.
Pemerintah pun memverifikasi ulang data penerima dengan melibatkan petugas RT, RW, dan kelurahan. Anwar berujar pendataan harus dilakukan dari tingkat RT dan RW agar penyaluran bansos tepat sasaran. Adapun pendistribusian bansos tetap berjalan sembari verifikasi data. "Tetap jalan, bantuan berikutnya diharapkan sudah terakomodir," ujarnya.
Kepala Divisi Perkulakan Retail Distribusi pada Perumda Pasar Jaya, Edison Sembiring mengatakan, pendistribusian bansos untuk tahap kedua ditunda sampai ada perbaikan data. Pemerintah akan mendistribusikan kembali setelah pembahasan bersama Pemprov DKI selesai.
"Ini sedang dibahas tingkat Pemprov DKI, kemungkinan ada penambahan jumlah penerima bansos dan juga isi paket," kata Edison.