TEMPO.CO, Jakarta - Soleh tengah harap-harap cemas. Pria yang sejak awal April 2020 lalu terpaksa meninggalkan pekerjaannya sementara sebagai petugas keamanan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan itu masih menanti kelanjutan proses seleksi Kartu Prakerja.
Pria berusia 35 tahun ini mencoba peruntungan dengan ikut Kartu Prakerja, program andalan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di masa kampanye Pilpres 2019. Lewat program ini, sebanyak 5,6 juta peserta akan mendapat biaya pelatihan dan insentif sebesar Rp 3,55 juta. Soleh sudah mendaftar dan sekarang sedang memasuki proses seleksi.
Kartu Prakerja dipilihnya setelah Soleh dirumahkan karena tempat sehari-harinya bekerja ditutup sebagian akibat wabah virus Corona atau Covid-19. Masalah pelik sudah ada di depan mata karena tak ada lagi bayaran diterima sama sekali dalam periode tunggu ini. “Tidak dibayar,” kata dia kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020.
Yang lebih membuat ayah dari dua anak ini harap-harap cemas adalah karena kekhawatiran program ini tidak terlalu membantu dalam kelangsungan hidupnya. Ketimbang pelatihan berbayar, ia menilai kebijakan yang lebih tepat adalah bantuan langsung satu kepala keluarga sebanyak Rp 4 juta.
Soleh tak sendiri. Beberapa pengemudi ojek online atau ojol kini ikut mendaftar dalam program ini. Hidayah, salah seorang pengemudi Go-Jek mengatakan beberapa rekannya memang sudah mendaftar.
Hidayah belum mengetahui apakah sudah ada di antara teman-temannya yang dinyatakan lolos. “Setahu saya driver baru pengajuan saja, belum ada yang di-ACC (lolos),” kata dia.
Sejumlah pelatihan khusus untuk pengemudi ojol memang disediakan khusus dalam Kartu Prakerja. Salah satunya materi pelatihan yang dijual adalah program belajar bahasa Inggris untuk pengemudi ojol.
Meski demikian, Hidayah mengaku belum terlalu mengetahui materi pelatihan apa saja sebenarnya yang disediakan untuk para pengemudi ojol yang kini pendapatan mereka berkurang akibat Covid-19.
Saat ini, pemerintah terus menampung pendaftaran para peserta Kartu Prakerja. Pada gelombang pertama, sebanyak 168 ribu orang telah berhasil diterima. Pada gelombang kedua yang akan tutup pada Kamis besok, 30 April 2020, pemerintah mencatat jumlah pendaftar yang sudah dinyatakan lolos sampai kemarin malam mencapai 288 ribu orang.