Retorika Donald Trump dari Gedung Putih dan ketidakakuratan bocoran intelijen AS ke media menimbulkan pertanyaan gelap tentang teka-teki Kim Jong Un. Bukan tentang kondisi Kim Jong Un, tetapi kenapa intelijen AS salah tentang laporannya?
Di negara tertutup seperti Korea Utara, mencari informasi intelijen sangat sulit. Dan mungkin tidak ada penjaga Korea Utara yang lebih dekat daripada informasi tentang kesehatan Kim, yang hanya mungkin dibagikan di antara sebagian kecil elit, termasuk saudara perempuannya yang kuat, Kim Yo Jong, dikutip dari The Japan Times.
Intelijen Korea Selatan dan laporan media pemerintah Korea Utara menunjukkan bahwa Kim Jong Un mengalami semacam penurunan kesehatan tetapi kemungkinan bukan yang mengancam jiwa, kata Du Hyeogn Cha, seorang peneliti senior di Asan Institute for Policy Studies Seoul.
Akar masalahnya mungkin adalah sifat intelijen Korea Selatan yang lemah.
"Bahkan setelah puluhan tahun bekerja, Korea Selatan belum membangun jaringan intelijen yang dapat diandalkan untuk mengumpulkan informasi tentang Korea Utara," kata Cha, seorang mantan sekretaris intelijen untuk mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.
National Intelligence Service, lembaga intelijen Korsel, mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi apakah Kim Jong Un menjalani operasi.
"Kim Il Sung ditembak mati" mungkin masih menjadi berita utama surat kabar paling terkenal dalam sejarah Korea Selatan. Artikel Chosun Ilbo tahun 1986 pada awalnya didukung oleh pernyataan militer Korea Selatan bahwa Korea Utara telah mengumumkan matinya pendiri Korea Utara. Tetapi beberapa jam kemudian, Kim Il Sung muncul di bandara Pyongyang untuk menyambut delegasi Mongolia.
Bruce Klingner, yang menghabiskan 20 tahun bekerja di CIA dan Defense Intelligence Agency dan sekarang adalah peneliti senior untuk Asia Timur Laut di think tank Heritage Foundation yang berbasis di Washington, mengatakan kepada Nikkei Asian Review bahwa Korea Utara sebagai salah satu target tersulit untuk mendapatkan informasi. "Ketika saya beralih dari meliput Uni Soviet ke Korea Utara, Soviet tampak seperti buku terbuka dibandingkan dengan Pyongyang," kenangnya.
Pengerahan pesawat mata-mata AS ke Korut membuktikan betapa sulitnya memperoleh intelijen tentang Kim Jong Un secara langsung. Perubahan retorika Donald Trump dan ketidakjelasan bocoran intelijen AS ke media semakin menggelapkan informasi dan semakin membuktikan betapa terbatasnya jangkauan AS terhadap Kim Jong Un.