Kepastian KRL tetap beroperasi selama masa PSBB disampaikan oleh Kementerian Perhubungan. Untuk mengantisipasi penularan virus Corona, pemerintah berencana memperketat pengawasan di KRL, termasuk mengurangi kapasitas penumpang menjadi 35 persen. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan penumpang harus mematuhi prosedur operasional standar, dari mulai persiapan perjalanan, selama perjalanan, hingga tiba di tujuan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama lima kepala daerah di wilayahnya sebelumnya mengajukan penghentian operasional KRL ke Kementerian Perhubungan terhitung 18 April 2020. Tujuannya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan sudah lebih dulu mengusulkan kepada Menteri Perhubungan ad interim Luhut Binsar Pandjaitan untuk menghentikan pengoperasian KRL. “Saya dua hari yang lalu mengusulkan kepada Pak Menhub ad interim agar pengoperasian kereta Commuter Line dihentikan selama kegiatan PSBB,” kata Anies, Kamis pekan lalu.
Suasana penumpang Kereta Commuterline saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Stasiun Klender, Jakarta, Selasa, 14 April 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jumlah penumpang hingga 50% dan membatasi jam operasional dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Penerapan PSBB yang dimulai sejak Jumat, 10 April 2020 tersebut berlangsung hingga 14 hari ke depan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Juru bicara Menteri Perhubungan ad interim Luhut Pandjaitan, Jodi Mahardi, mengatakan banyak masyarakat bergantung pada KRL. Apalagi pemerintah telah mengizinkan delapan sektor usaha untuk tetap beroperasi selama PSBB. Kementerian, kata Jodi, tak ingin masyarakat yang bekerja di fasilitas kesehatan terkena dampak jika operasional KRL disetop.
Kekhawatiran penyetopan operasional KRL selama masa PSBB diutarakan juga oleh Komunitas KRLmania. Mereka khawatir ada efek domino yang akan muncul dari kebijakan tersebut.
Koordinator KRLmania Nurcahyo khawatir penumpang kereta yang masih bekerja beralih ke transportasi bus atau angkutan lain. Ia mengatakan Komunitas KRLmania mayoritas adalah pekerja yang tak dapat libur. Mereka ialah pekerja perusahaan yang belum bisa menerapkan kerja dari rumah (work from home) atau masih terkena shift.
Menurut Nurcahyo, jika penyetopan operasional KRL diterapkan maka PSBB di wilayah Bodebek tetap tidak dapat terlaksana efektif. Sebab keramaian dan penumpukan penumpang kereta bakal bergeser ke angkutan publik lain.
Nurcahyo menilai penghentian operasional kereta rel listrik seharusnya didukung dengan konsistensi di kawasan Jakarta dengan meliburkan kantor yang tidak masuk dalam pengecualian PSBB. "Intinya, kalau ada penyetopan KRL karena PSBB, kantor yang tidak termasuk pengecualian harus libur semua. KRL disetop, transportasi publik lainnya harus stop juga," ujar dia.
ADAM PRIREZA | LANI DIANA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | TAUFIQ SIDDIQ |GANGSAR PARIKESIT