TEMPO.CO, Jakarta - Secercah harapan wabah virus Corona di Eropa mulai mereda datang dari negara-negara yang mengalami pukulan terparah virus ini seperti Italia, Spanyol, Jerman, Austria, Prancis hingga Republik Czech.
Hampir semua negara di Eropa mengawali pertarungan tersengitnya melawan virus Corona pada awal Maret lalu. Dan sinyal harapan muncul dalam sepekan terakhir ketika kurva jumlah kasus dan kematian menunjukkan penurunan yang berarti. Meski kepahitan dan penderitaan akibat wabah virus Corona ini butuh waktu lama untuk memulihkannya ke keadaan semula.
Austria merupakan negara pertama di Eropa yang secara rinci dan optimistis membuat rancangan untuk mengakhiri lockdown sehari setelah Minggu Paskah, 14 April 2020.
Kanselor Sebastian Kurz mengatakan kemarin, Austria bersiap untuk bangkit sehari setelah Paskah dengan membuka kembali toko-toko yang ditutup selama lockdown.
"Kami bereaksi lebih cepat dan lebih ketat daripada di negara lain dan karenanya dapat menghindari yang terburuk. Tapi reaksi cepat dan restriktif saat ini juga memberi kami kemungkinan untuk keluar dari krisis lebih cepat," kata Kurz sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin, 6 April 2020.
Selama tiga pekan Austria mengunci diri, seluruh aktivitas bisnis termasuk toko-toko yang tidak vital bagi ditutup.Sekolah, teater, area wisata hingga gereja juga ditutup.
Semua orang diminta tinggal di dalam rumah dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Menurut Menteri Kesehatan Rudolf Anschober, lockdown telah membantu Austria mengurangi peningkatan jumlah orang yang terinfeksi setiap hari hingga 1,6 persen.
Begitu juga jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit stabil. Hingga Senin kemarin, jumlah kasus infeksi virus Corona di Austria sebanyak 12.206 kasus dan 220 orang tewas.
Meski memberikan rincian keluar dari krisis Corona pekan depan, namun menurut Kurz pihaknya tetap waspada. Semua rancangan yang sudah dibuat bergantung pada perkembangan tujuh hari ke depan.
"Minggu Paskah akan menjadi hari yang menentukan bagi kami, itu yang akan menentukan apakah kebangkitan setelah Paskah yang kami semua harapkan dapat terjadi," ujarnya.
Seorang pria smemasukan makanan gratis ke dalam keranjang untuk warga kurang mampu saat masa lockdown untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Naples, Italia, 30 Maret 2020. Italia sudah empat minggu menjalani masa lockdown untuk menekan penyebaran virus corona. REUTERS/Ciro De Luca
Dia pun memastikan, pemakaian masker di luar rumah wajib dilakukan sekalipun lockdown sudah dicabut. Ini untuk menghindari kembalinya wabah Corona di Austria.
Di Spanyol, sepekan terakhir juga terjadi penurunan jumlah kasus maupun kematian akibat infeksi virus Corona.
Spanyol merupakan negara kedua di dunia setelah Italia dengan jumlah kematian tertinggi akibat infeksi virus Corona. Namun, Spanyol kemarin melaporkan data yang menunjukkan harapan bahwa situasi terburuk segera berlalu.
Laporan CNBC menyebutkan, pada Senin, 6 April 2020 Spanyol melaporkan 637 kematian baru. Jumlah ini menurun sehari sebelumnya yakni 674 kematian. Jumlah kematian ini terus menurun sejak Kamis lalu dengan angka kematian tertinggi yakani 950 kematian.
"Angka pertumbuhan pandemi menurun di hampir setiap kawasan," kata Maria Jose Sierra, wakil Ketua Komite Kesehatan Darurat Spanyol dalam konferensi pers virtual.
Beberapa dokter juga menyuarakan tentang penurunan jumlah pasien datang ke rumah sakit darurat.
"Kami telah memperhatikan penurunan jumlah orang yang datang ke ruang gawat darurat rumah sakit," kata Christian Vigil, seorang dotker yang bertugas di Rumah Sakit 12 Oktober di Madrid.
Namun kematian masih menjadi trauma bagi anggota keluarga. Seperti terjadi di kota Barcelona di mana jasa pelayanan kremasi penuh dan beberapa jenazah terpaksa dikubur sementara dan masuk dalam daftar tunggu hingga dua tahun lamanya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan lockdown tetap berlangsung hingga 26 April mendatang. Namun, dia menyetujui penghapusan sejumlah larangan seperti semua pekerja yang non-vital tetap bekerja dari rumah setelah Paskah.
Sinyal positif lainnya, tempat pemeriksaan di Igualada dan tiga kota terparah lainnya di timur laut Catalonia di mana lebih dari 100 orang tewas akibat virus Corona, telah ditiadakan.
Sebagai pusat dari penyebaran virus Corona di Eropa, Italia masih bergelut memerangi penularan virus Corona. Namun menurut laporan CNBC, 6 April 2020, jumlah kematian harian akibat Covid-19 menunjukkan angka terendah sejak lebih dari dua minggu lalu.
Badan Perlindungan Sipil mengatakan hari Sabtu lalu jumlah kematian sebanyak 681 orang. Sehari sebelumnya angka kematian mencapai 766 orang. Penurunan angka kematian ini disebut sudah berada di arah yang tepat bahwa puncak dari pandemi Corona di Italia sudah bergerak menurun.
Sebuah jam digital pada ponsel terlihat di depan gerbang Brandenburg, selama wabah virus corona (COVID-19), di Berlin, Jerman, Selasa, 31 Maret 2020. Pandemi virus baru ini membuat sejumlah kota besar yang biasanya ramai terlihat sepi di siang hari. REUTERS/Hannibal Hanschke
Lockdown di Italia yang dimulai pada 12 Maret lalu telah mampu menekan perluasan wabah Corona.
"Kurva sudah mulai turun dan jumlah kematian sudah mulai menurun," kata Silvio Brusaferro, direktur institut kesehatan nasional Italia sebagaimana dilaporkan CNBC.
Sinyal positif disuarakan Kementerian Kesehatan Prancis dua hari lalu bahwa angka kematian harian menurun tajam dalam 24 jam terakhir. Begitu juga jumlah pasien yang dirawat di unit khusus atau ICU.
Kementerian Kesehatan Prancis melaporkan ada 357 orang tewas di rumah sakit. Jumlah ini turun dari sehari sebelumnya yakni 441 kematian.
Situasi penurunan jumlah kematian dan kasus infeksi Corona juga terjadi di Jerman. Meski begitu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan wabah Corona masih tetap tinggi sehingga menjadi alasan untuk tetap waspada. Jerman pun tetap mempertahankan lockdowon setidaknya hingga 19 April.
Penurunan secara teratur wabah virus Corona di sejumlah negara di Eropa telah membuat harapan positif bagi para investor. Sinyal itu terlihat dari kenaikan tajam pasar Eropa Senin kemarin sebagai reaksi atas penurunan angka infeksi virus Corona di Eropa.
Eropa bersiap untuk kembali bersemi pada April ini setelah sebulan menghadang serangan virus Corona. Tentu saja perasaan sedih dan getir atas kehilangan sanak keluarga, sahabat dan teman tidak akan mudah dipulihkan dalam waktu segera.