Dalam gelombang pertama, para dokter relawan tersebut rencananya akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet selama 14 hari dan akan menjalani karantina selama 14 hari berikutnya setelah penugasan.
Gelombang kedua dokter relawan akan bertugas sementara relawan sebelumnya menjalani masa karantina.
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyatakan membutuhkan 1.500 dokter dan 2.500 perawat untuk menangani pandemik virus Corona.
“Kami dari gugus tugas sekali lagi memanggil para relawan untuk menjadi bagian dari pejuang kemanusiaan,” kata Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahadian di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.
Andre merinci pemerintah membutuhkan dokter spesialis paru-paru, anestesi dan dokter umum, serta pranata laboratorium. Sementara selain perawat, pemerintah juga membutuhkan bagian administrasi rumah sakit, hingga sopir ambulance.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, kata dia, Gugus Tugas membuka penerimaan relawan untuk membantu menangani pandemik Corona. Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs relawan.bnpb.go.id/covid19.
“Ini semua kami panggil sebagai relawan untuk persiapan menghadap pandemik ini,” tutur Andre.
Menurut Andre, pihaknya telah menggandeng lembaga swadaya masyarakat, asosiasi, dan perguruan tinggi untuk membantu menjadi relawan.
Nantinya, para relawan dokter dan perawat akan berada di garis terdepan untuk menangani pasien COVID-19. Sedangkan relawan mahasiswa, akan diperbantukan untuk memberikan konsultasi medis hingga psikologi kepada masyarakat secara daring. “Teman mahasiswa akan menjadi lapis kedua untuk pencegahan,” kata dia.
ADE RIDWAN I ROOSENO AJI I ANTARA