Menurut Helmi, tes cepat COVID-19 ini dilakukan untuk mengetahui status COVID-19 para ODP mengingat mereka yang ada di Jakarta Selatan belum semuanya menjalani tes Corona.
"Yang ODP ini kan belum diperiksa semuanya, tadi kita periksa pakai itu (rapid test) supaya mereka juga tenang," katanya.
Tes yang dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari tiap-tiap ODP yang jadi target pemeriksaan. Selain itu, petugas juga melakukan pelacakan ('tracking') dengan siapa saja para ODP tersebut yang pernah kontak setelah berkontak dengan kasus positif.
"Misal A dirawat, nah dia ketemu siapa saja sebelum dirawat. Nah teman-temannya itu kita tes," jelasnya.
Petugas PMI Jakarta Timur saat melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada tempat duduk pengunjung di LP Cipinang Kelas I, Cipinang, Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020. PMI Jakarta Timur menyemprotkan cairan disinfektan di LP Cipinang Kelas I guna mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan 308 pasien positif, 25 meninggal, dan 15 sembuh. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Saat ini, korban virus corona telah menyebar di hampir semua sudut Ibu Kota. Orang yang positif terjangkit Covid-19 di Jakarta mencapai 224 orang atau 60 persen dari 369 pasien se-Indonesia. Dari 244 orang positif corona di Ibu Kota, 29 di antaranya berdomisili di Jakarta Selatan.
Berdasarkan data terbaru, jumlah ODP di Jakarta mencapai 1.147 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 503 orang. Secara akumulasi, jumlah ODP dan PDP Jakarta Selatan menempati posisi teratas, dengan 344 kasus. Sisanya adalah Jakarta Pusat 197 orang, Jakarta Timur 206 orang, Jakarta Utara 217 orang, Jakarta Barat 167 orang, luar DKI Jakarta 228 orang, dan tidak diketahui 304 orang.
Lonjakan pasien positif corona di Jakarta membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan saat ini ibu kota menjadi episentrum penularan corona.