TEMPO.CO, Jakarta - Perang melawan virus corona di ibu kota telah memasuki babak baru. Untuk mempercepat deteksi dini terhadap orang dengan pemantauan atau ODP yang jumlahnya mencapai lebih dari seribu orang, pemerintah akan melakukan rapid test atau pemeriksaan cepat.
Presiden Joko Widodo menyatakan rapid test akan dilakukan dari rumah ke rumah. Petugas akan menelusuri orang-orang yang pernah kontak dengan pasien positif corona. "Untuk memperoleh indikasi awal apakah seseorang positif terinfeksi Covid-19 ataukah tidak," ujar Jokowi di Istana Negara, Jumat 20 Maret 2020.
Jokowi menunjuk Jakarta Selatan sebagai wilayah prioritas rapid test corona. Wilayah itu yang menunjukkan indikasi paling rawan terinfeksi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pers terkait penangangan virus Corona di Istana Bogor, Jawa Barat, Ahad, 15 Maret 2020. Jokowi meminta agar masyarakat Indonesia untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah guna mencegah penularan virus Corona. ANTARA/Sigid Kurniawan
Jakarta Selatan merupakan titik awal penyebaran Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. Penularan perintis teridentifikasi dari sebuah rumah makan di Kemang, Jakarta Selatan, pada 14 Februari lalu. Pada 11 Maret lalu, pemerintah DKI menyatakan Jakarta Selatan sebagai hotspot karena menjadi tempat tinggal 12 pasien corona.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan Muhammad Helmi mengatakan pelaksanaan rapid test akan menyasar sejumlah wilayah yang ada di Jakarta Selatan. "Ada beberapa wilayah di Jakarta Selatan, di antaranya ada di Pancoran," kata Helmi.
Helmi menjelaskan, tes cepat menargetkan orang yang berstatus dalam pengawasan (ODP) yang memiliki riwayat melakukan kontak dengan kasus positif. Pada saat ini, orang berstatus ODP tidak diisolasi di rumah sakit, melainkan hanya diminta untuk karantina diri di rumah.