Taiwan adalah negara yang mampu menghambat penyebaran COVID-19 secara efektif tanpa lockdown, meski kasus baru masih bermunculan. Straits Times melaporkan 8 kasus baru di Taiwan pada Senin, menjadikan total kasus 67.
Negara pulau ini hanya 130 km dan penerbangan singkat dari daratan Cina, tempat COVID-19 bermula.
Dari 100 lebih negara dan teritori yang terkena dampak virus Corona, Taiwan memiliki tingkat kejadian per kapita terendah atau sekitar 1 dalam setiap 500.000 orang, untuk tempat yang terletak sangat dekat dengan Cina daratan dan lalu lintas pengunjungnya, menurut NBC News.
Taiwan langsung siaga ketika mendengar laporan pneumonia akut mirip SARS. Meski Taiwan memiliki masalah diplomatik dengan Beijing, mereka meminta dan menerima tim ahli pada 12 Januari.
Tak lama setelah tim kembali, Taiwan mulai meminta rumah sakit untuk menguji dan melaporkan kasus. Ini membantu pemerintah mengidentifikasi mereka yang terinfeksi, melacak kontak mereka dan mengisolasi semua orang yang terlibat, mencegah virus Corona menyebar ke masyarakat.
Semua ini terjadi jauh sebelum Taiwan mengkonfirmasi kasus pertamanya pada 21 Januari dan ketika seluruh dunia belum waspada.
Tindakan lain Taiwan adalah membentuk pusat komando pengendalian epidami. Setelah kasus pertama dilaporkan pada 26 Januari, Taiwan mulai melarang kedatangan pengunjung dari Wuhan.
Setelah mengamankan perbatasan, Taiwan menggunakan teknologi untuk melacak virus. Alat pemantau suhu dipasang di tiap bandara setelah wabah SARS 2003.
Warga Taiwan menjalani pemeriksaan kesehatan sehubungan wabah virus Corona atau COVID-19. [TAIWAN NEWS]
Bersamaan dengan pencegahan, pemerintah Taiwan secara aktif memastikan ketersediaan suplai alat pelindung dan bahkan mengatur harga agar tidak melonjak, dan juga edukasi publik terkait virus Corona.
Setiap gedung kantor, sekolah, dan pusat olahraga, dilakukan pengukur suhu dan mencegah mereka yang demam. Bangunan apartemen juga menempatkan pembersih tangan di dalam atau di luar lift.
Taiwan tampaknya telah belajar dari wabah SARS 2003 di mana epidemi ini membunuh 73 warganya dan mengganggu ekonomi Taiwan. Gerak cepat Taiwan telah membuatnya tak memerlukan lockdown yang merupakan tindakan pamungkas jika wabah terlanjur menyebar.
Amerika Serikat, sejumlah negara Eropa dan Asia, telah memberlakukan lockdown penuh atau sebagian, dengan menutup ruang publik dan membatasi warganya. Ini adalah pilihan terakhir karena terlambat memerlakukan tindakan dini antisipasi COVID-19. Namun, Caitlin Rivers dari John Hopkins mencatat, lockdown virus Corona memiliki konsekuensi karena membebani orang-orang yang rentan secara ekonomi dan sosial.