Meluasnya virus corona juga turut memukul industri penerbangan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengakui terjadi kerugian meski manajemen belum menghitungnya secara detail.
"Kami mempunyai 40-an penerbangan ke Cina setiap minggunya. Sejak penerbangan ke sana ditutup, kami memang belum menghiitung kerugian secara detail," tuturnya dalam pesan pendek, hari ini.
Manajemen, kata Irfan, tengah mencoba mencari peluang untuk menerbangkan sejumlah pesawat yang nganggur ke rute-rute lain yang potensial. Selain itu, Garuda Indonesia memungkinkan akan membuka rute anyar.
Garuda kini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata untuk melihat ceruk pasar wisatawan. Meski begitu, Irfan memastikan pengalihan rute dan pembukaan jalur baru ini perlu analisis mendalam.
"Kita perlu analisis apakah situasi yang kita hadapi ini punya pengaruh terhadap inisiatif traveling," tuturnya.
Nasib sama turut dirasakan maskapai swasta, Lion Air Group. Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan akan mengalihkan rute-rute pesawatnya yang sebelumnya terbang ke Cina untuk menambal kerugian. Ia merinci, saat ini maskapai burung merah itu menerbangkan 30 perjalanan ke Negeri Tirai Bambu per pekan.
Kendati begitu, Edward masih enggan membeberkan potensi kerugian yang dialami perusahaannya. "Untuk kerugian, maaf belum bisa dikalkulasi," tuturnya.