Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa 28 Januari 2020. Agen biro perjalanan China memulangkan ratusan wisatawannya yang sedang berkunjung di Batam menyusul merebaknya wabah virus Corona, selain itu pihak Bandara Hang Nadim juga menghentikan sementara penerbangan dari China ke Batam sampai batas waktu yang belum ditentukan. ANTARA FOTO/M N Kanwa
"Di sisi lain, impor asal Cina yang diperketat masuk ke Indonesia terutama produk berbahan dasar hewan dan buah buahan, bisa menguntungkan produk lokal karena terjadi perubahan permintaan," kata Bhima.
Selain itu, tajamnya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara asal Cina akan berdampak pada penurunan okupansi kamar perhotelan, khususnya di daerah pariwisata, seperti Bali atau Lombok. Bhima mengatakan imbasnya tentunya akan terasa pada bisnis restoran, pusat hiburan, dan perbelanjaan. "Perlu dicermati dampak ke pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pariwisata dan dampak ke penurunan pendapatan daerah," kata dia.
Dampak ini dialami oleh PT Hotel Indonesia Natour (Persero). Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswanda Said menuturkan, setelah wabah meluas dan penerbangan dari dan menuju Wuhan ditutup total, banyak turis Cina yang membatalkan pemesanan hotel yang dikelola BUMN ini.
"Kami mencatat, yang sampai hari ini belum ada tamu yang cancel karena sudah stay. Tetapi yang ke depan ada (pembatalan) 109 rooms night per hari ini," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.
Akibat pembatalan ini, Hotel Indonesia Natour grup mengalami kerugian hingga Rp 109 juta. Angka ini dengan asumsi bahwa harga per malam menginap di hotel yang dikelola perseroan adalah Rp 1 juta.
Hotel Indonesia Natour memiliki tiga hotel di Bali yakni di Kuta, Sanur dan Nusa Dua. Sehingga total kerugian itu didapatkan dari pembatalan yang berada pada ketiga hotel tersebut terhitung dari maraknya wabah virus Corona hingga 30 Januari 2020. "Total mayoritas hotel di Bali, karena belum sempat datang ke Bali," ucapnya.
Walaupun ada beberapa pembatalan pemesanan hotel dari turis Cina, Iswandi mengaku, perseroannya tidak hanya berfokus terhadap pasar asal Negeri Tirai Bambu. Pihaknya berusaha menggaet wisatawan asal negara lain, seperti dari Australia dan Eropa.