Optimistis, peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai Indonesia memang membutuhkan perspektif dan pengalaman dunia internasional. Sebab, Indonesia sebelumnya tidak pernah punya pengalaman untuk membangun ibu kota baru.
Selain itu, kata dia, pertukaran gagasan di antara tokoh-tokoh luar negeri seperti ini merupakan model yang sudah mulai tumbuh di dunia internasional. Seperti halnya mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, kata dia, yang menjadi penasehat di sebuah lembaga internasional.
Bagi Arya, rekam jejak dari ketiga tokoh ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap citra Indonesia dan ibu kota barunya ke depan. “Karena ini kan kepentingannya profesional saja,” kata Arya.
Menghadapi pro-kontra penunjukan Tony Blair dkk ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya buka suara. Ia menjelaskan alasannya menempatkan tiga tokoh asing sebagai dewan pengarah pembangunan ibu kota baru.
"Beliau-beliau ini memiliki pengalaman yang baik di bidang pembangunan kota, punya pengalaman," katanya usai membuka Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di The Ritz Carlton Pacific Place Sudirman, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.
Ia mencontohkan Mohamed bin Zayed yang berpengalaman membangun kota Masdar di Abu Dhabi. Kota ini mendapat reputasi baik dari dunia karena dianggap kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja menerima CEO Grab Anthony Tan, Founder dan CEO Softbank Masayoshi Son, CEO Tokopedia William Tanuwijaya dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 29 Juli 2019. Pertemuan tersebut membahas investasi sebesar lima miliar dolar AS untuk membangun ekosistem transportasi daring berbasis kendaraan bertenaga listrik. ANTARA
Adapun Masayoshi, kata Jokowi, dikenal memiliki reputasi baik di bidang teknologi dan keuangan. Sementara Tony Blair dianggap memiliki pengalaman di bidang pemerintahan. "Saya kira memang ingin kita bangun trust internasional," tutur Jokowi.
Mimpi besar Jokowi untuk membangun ibu kota kelas dunia ini sepertinya memang bukan main-main. Namun, tentu ia juga harus tetap waspada dan memilih sosok-sosok yang benar-benar akan membawa ibu kota baru mendunia, bukan sekadar mimpi.
FAJAR PEBRIANTO | AHMAD FAIZ