Topografi wilayah dengan kondisi kemiringan lahan serta 13 sungai yang mengalir di wilayah Jakarta cenderung semakin rentannya Jakarta tergenang air dan banjir pada musim hujan. Tingginya tingkat perkembangan wilayah di sekitar Jakarta, juga penyebab semakin rendahnya resapan air ke dalam tanah.
Dalam siklus 5-6 tahunan Jakarta memiliki potensi banjir cukup tinggi, terbukti pada tahun 2002, 2007 dan tahun 2013, 2014 terjadi banjir besar dengan kerugian yang besar pula.
Pengendalian banjir dan abrasi di Jakarta telah masuk dalam 18 isu strategis pembangunan DKI Jakarta di RPJMD 2017-2020. Bahkan pengendalian banjir juga masuk dalam 23 janji kerja pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Anies berjanji untuk meningkatkan realisasi rencana program (daya serap anggaran) untuk memperluas cakupan dan efektivitas program-program penanggulangan banjir dan kemacetan,
rehabilitasi dan pemeliharaan lingkungan hidup serta pengelolaan sampah.
Pertanyaan besar masyarakat, sejauh mana janji itu dilaksanakan Anies Baswedan, ketika dipercaya menjadi pemimpin Jakarta.
Dengan visi Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya, yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua. Visi itu pun diimplementasikan dalam empat misi pembangunan.
Implementasi visi-misi Anies Baswedan di bidang pengendalian banjir tercatat dalam misi kedua yakni menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.