Ia juga menekankan pentingnya jalur penyelamatan darurat di sejumlah lokasi yang dekat dengan U Turn. Meski tanpa rest area, Djoko menilai tol ini harus dilengkapi lagi dengan empat lokasi parking bay yang masing-masing lokasi akan dibangun sepanjang 60 meter. Kira-kira dapat menampung sekitar 10- 15 kendaraan parkir dalam kondisi darurat.
Perihal laju kendaraan maksimal 80 kilometer per jam di tol layang terpanjang di Indonesia ini dijelaskan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi. Hal itu dikarenakan masih adanya expansion joints atau hubungan antar sambungan di jalan tol layang yang belum bagus. “Sehingga kalau kecepatan di atas itu, akan melompat dan berbahaya," ujarnya. Expansion joint ini yang akan perkara diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Jasa Marga.
Budi menambahkan, dirinya mengaku pernah mengusulkan ke Jasa Marga untuk membuat helipad dan menyiapkan helikopter untuk menangani kecelakaan di atas tol layang itu. Soal usul tersebut, Direktur Utama perusahaan pelat merah itu, Desi Arryani, menyatakan sedang membahas dan mempertimbangkannya dengan berbagai pihak. Sementara belum ada helikopter, Jasa Marga terus berkoordinasi dengan Kepolisian Lalu Lintas untuk membuat standar operasional atau SOP untuk evakuasi kecelakaan.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. sebagai kontraktor proyek jalan tol layang Jakarta - Cikampek juga angkat bicara soal desain tol layang yang disebut meliuk-liuk. Fathur Rozaq, Project Manager Japek II Elevated Waskita Karya, menyatakan kriteria desain memang direncanakan untuk kecepatan maksimum kendaraan 80 kilometer per jam dengan jarak pandang 110 meter tersebut
"Yang dituangkan dalam parameter alignment vertikal dan horizontal yang mengadopsi standar ukuran jari-jari tikungan, panjang lengkung, kelandaian maksimum dan lain-lain yang sifatnya teknis," kata Fathur.
Seperti diketahui jalan tol melayang Jakarta-Cikampek II atau jalan tol Japek II sudah dibuka untuk pengguna jalan pada Ahad, 15 Desember 2019. Jalan tol ini telah diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada tiga hari sebelumnya, 12 Desember 2019.
Jalan tol yang membentang dari Simpang Susun Cikunir hingga Karawang Barat ini masih gratis hingga awal tahun 2020. Adapun biaya investasi pembangunan tol layang ini sekitar Rp 16,23 triliun dan biaya konstruksinya mencapai Rp 11,69 triliun.
Jalan tol ini direncanakan hanya untuk perjalanan jarak jauh ke arah Cikampek, yaitu Karawang Timur, Bandung dan Cikampek, serta ke arah Jakarta adalah JORR, Pondok Gede dan Cawang. Kedua, akses masuk dan keluar jalan tol hanya di Simpang Susun Cikunir dan Karawang Barat. Jalur tersebut pun hanya diperbolehkan kendaraan kecil golongan 1, yaitu non bus, non truk dengan tinggi maksimum 2,1 meter.