"Jauh sebelum pesawat ini tiba kami sudah memberitahukan ke Bea Cukai dan Imigrasi, kami sampaikan jenis pesawat, nomor penerbangan, waktu mendarat hingga penumpang yang ada dalam penerbangan," kata Ikhsan, 4 Desember.
Hasil pemeriksaan dipesawat lalu disebutkan menemukan claimtag berisi Harley Davidson atas nama SAW dan claimtag berisi dua sepeda Brompton atas nama LS. Keduanya berasal dari antara 22 penumpang yang ikut dalam pesawat baru Garuda itu.
Keterangan yang didapat Tempo berisi kronologis berbeda. Diawali dengan kejanggalan saat pesawat datang 17 November lalu. Sumber Tempo di Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa Bea Cukai mengantongi informasi adanya barang tak dilaporkan dalam manifes. Adanya dugaan penyelundupan itu yang membawa petugas Bea Cukai ikut menyambut pesawat.
Petugas mengamati kargo gelap dipindahkan ke truk boks milik GMF dan mencegatnya ketika hendak keluar area bandara. Saat muatan truk dibongkar, ditemukanlah Harley yang ketika dirangkai ulang diketahui berasal dari profuksi terbatas 1970-an. "Saat akan keluar dari pintu laut GMF, petugas membobol truk GMF," ujar sumber itu.
Klaim moge milik karyawan juga menjadi janggal berdasarkan seremonial pesawat yang dihadiri pula barisan motor gede secara meriah pada akhir November. Pesta semula diungkap lewat foto-foto yang beredar di media sosial. Seorang yang mengetahui kedatangan pesawat itu di hanggar GMF, Bandara Soekarno-Hatta, lalu membenarkan kepada Tempo adanya penyambutan itu.
Peresmian program penjualan BMW THE NEW 7 ini berlangsung bersamaan dengan peluncuran armada terbaru Garuda Indonesia Airbus A330-900 neo. Dok BMW
Bukan hanya motor gede, barisan mobil mewah disebutnya ikut hadir dalam momen yang sama. "Ya, sekalian mobil-mobil mewah, jemputan shuttle yang buat tamu masuk dari depan GMF ke hanggar, BMW dan Peugeot baru," ujarnya.
Ketika didesak siapa dibalik barang-barang belanjaan mewah yang tak dilaporkan ke manifes itu, Finari sempat bungkam. Dia hanya mengatakan kalau proses dugaan penyelundupan itu terus diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kami tidak melihat apakah itu pejabat atau tidak. Semua diperlakukan sebagai barang penumpang," ujarnya berdalih kepada Tempo melalui aplikasi percakapan di telepon genggam, Whatsapp, Sabtu 29 November 2019.
Dia mengelak sampai akhirnya merilis kronologis serupa keterangan Garuda yang membantah Harley dan Brompton ilegal milik direksi. Hasil pemeriksaan claimtag berisi Harley Davidson atas nama SAW dan claimtag berisi dua sepeda Brompton atas nama LS dirilisnya 3 Desember, atau dua hari sebelum keterangan bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mencopot Dirut Garuda Ari Askhara.