Direktur Pelaksana Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan tawaran kepada Ahok dan Chandra dilakukan guna mencegah korupsi. Sebab, belakangan sejumlah direksi BUMN ternyata tersangkut sejumlah kasus korupsi.
"Persoalan utama adalah soal integritas, apalagi beberapa bulan terakhir banyak berita bahwa direksi BUMN tersangkut korupsi. Pak Erick mungkin ingin soal seperti ini segera diperbaiki dengan memunculkan tokoh yang dianggap cukup ideal," kata Toto ketika dihubungi Tempo, Kamis 21 November 2019.
Toto juga tak mempersoalkan, jika keduanya menjabat petinggi di sejumlah BUMN. Sebab, dia menilai jabatan direksi atau komisaris BUMN bisa datang dari mana saja. Asalkan, memiliki kapabilitas kepemimpinan yang sesuai. Terutama memiliki visi (strong leadership), memahami nature of business di industrinya, dan kemampuan eksekusi yang handal.
Meski butuh waktu, penguasaan bidang teknis nantinya bakal berproses sejalan dengan pengelolaan perusahaan. Yang penting, calon tersebut memiliki visi jangka panjang dan integritas. Plus, talenta tersebut harus punya kemampuan belajar dengan cepat.
Saat mendatangi Kementerian BUMN 13 November lalu, Ahok mengaku tidak tahu soal jabatan untuknya. "Jabatannya apa dan BUMN mana, saya tidak tahu, silakan tanya ke Pak Menteri,"
Sedangkan Chandra Hamzah setelah bertemu Erick Thohir 18 November lalu mengatakan mereka hanya membicarakan hal umum dan normatif. "Kami enggak bicara jabatan," ujar dia.
Menurut dia, ada sejumlah persoalan yang mesti dibenahi di tubuh perusahaan pelat merah adalah bagaimana meningkatkan integritas dan kinerja awak BUMN. Di samping itu, bagaimana perusahaan milik negara itu tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, justru menyumbang pundi-pundi ke penerimaan negara.
DIAS PRASONGKO | CAESAR AKBAR | ANTARA| FRANCISCA CHRISTY ROSANA