Sementara itu, Novel menilai Jokowi tidak serius mengungkap kasus teror penyiraman air keras yang menimpanya. Sejak awal ia tak yakin kasusnya akan diungkap oleh Polri. “Presiden kemudian memberikan waktu pada Polri sampai terus begini, itu berarti menunjukan Presiden tidak serius," kata Novel saat dihubungi, Sabtu, 2 November 2019.
Novel mengatakan sulit baginya untuk percaya bahwa polri mampu mengungkap kasus yang sudah tidak terungkap selama dua tahun lebih ini. Menurut dia, Jokowi sudah memberikan tiga kali perintah kepada kepolisian untuk mengungkap kasus ini.
Menurut Novel, jika presiden saja perintahnya tidak dilaksanakan, lalu siapa lagi yang mau didengar perintahnya. Ia menyayangkan sikap Presiden yang menunggu hasil tim teknis Polri. Kasus itu sudah berlalu dua tahun lebih dan masih belum ada kabar mengenai tertangkapnya pelaku.
Seharusnya, kata Novel Baswedan, Jokowi merasa tidak nyaman ketika perintahnya diabaikan oleh kepolisian. Namun, ia beranggapan Jokowi justru bersikap sebaliknya. "Ketika perintahnya diabaikan, beliau seolah nyaman," kata dia.