Data ini, menurut dia, menunjukkan lemahnya kinerja pemerintah di bidang keuangan. “Sebab dampak dari peningkatan utang dan menurunnya penerimaan pajak ini cukup serius. Belanja pemerintah pusat kian tak berkualitas,” kata Herry.
Sementara itu, Herry juga memperkirakan rasio penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau tax ratio hingga akhir 2019 akan berada di bawah 10 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini memprihatinkan, karena sejak tahun 2014 berada pada posisi 10,9 persen, ini kecenderungannya terus menurun.
Herry mengungkapkan, ini sebuah ironi karena rasio utang terhadap PDB justru melaju terus. Jika pada 2014 berada di bawah 25 persen, maka sekarang sudah menyentuh angka 30 persen, dan ini berkebalikan dengan tax ratio.
Kondisi perekonomian di dalam negeri yang melesu juga terlihat dari hingga akhir periode pemerintahan Jokowi di 2019, pertumbuhan ekonomi paling banter mencapai 5 persen. Artinya, jauh meleset dari target yang dipatok pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 sebesar 8 persen.
Pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi pada tahun pertama Jokowi, yaitu di 2015. Kala itu, angka pertumbuhan PDB hanya 4,79 persen alias melambat dari capaian 2014, yaitu 5,02 persen. Setahun setelahnya, pada 2016, pertumbuhan ekonomi mulai pulih ke 5,02 persen. Angka tersebut kembali naik ke 5,07 persen pada 2017 dan melambung ke 5,17 persen pada 2018.
Soal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada periode 2015-2019 Darmin Nasution mengklaim angka pertumbuhan selama lima tahun itu cukup baik, bila membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat. "Kinerja kita dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan masih lumayan baik, dari empat persen naik menjadi kisaran lima persen," katanya pertengahan Oktober lalu.
Pemerintah juga telah mengambil sejumlah langkah untuk menggenjot penerimaan pajak. Salah satunya adalah dengan mengintensifkan aktivitas extra effort untuk menutup risiko pelebaran shortfall akibat tren penerimaan pajak yang terkontraksi dan rendahnya kepatuhan WP.
CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI | EKO WAHYUDI | BISNIS