Direktur Riset Center of Reform on Economica (Core) Piter Abdullah Redjalam mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi potensi menumpuknya masalah pada 2020. Sebab, susunan menteri ekonomi dipandang belum mampu menyelesaikan pekerjaan rumah perekonomian.
"Dengan komposisi kabinet saat ini, khususnya di bidang ekonomi, saya tidak cukup optimistis dengan perekonomian ke depan. Lupakan mimpi untuk bisa menjadi negara ekonomi terbesar ke-5 pada tahun 2045," kata Piter ketika dihubungi Tempo, Rabu 23 Oktober 2019.
Piter mengatakan susunan tim ekonomi di kabinet periode kedua ini, jauh dari harapan dirinya. Sebab, hampir di pos menteri tidak menjanjikan adanya masa depan ekonomi yang terbaik. Karena itu, dirinya tidak mengharapkan adanya terobosan ekonomi dengan komposisi menteri tersebut.
Piter bahkan menyoroti posisi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang kini dipegang oleh Airlangga Hartarto. Dia mengatakan salah satu tantangan akan dihadapi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat berkoodinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga baru dilantik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat akan melepas mobil yang akan diekspor setelah peluncuran aturan penyederhanaan ekspor kendaraan utuh di Dermaga PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Selasa, 12 Februari 2019. Dengan adanya kemudahan yang diberikan pemerintah, diharapkan defisit neraca perdagangan bisa diatasi dengan menggenjot ekspor. TEMPO/Tony Hartawan
Piter merujuk kasus yang pernah terjadi sebelumnya antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat itu Aburizal Bakrie dengan Sri Mulyani, di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Saat itu hubungan keduanya tidak harmonis.
"Saya kira Airlangga perlu memperkuat para deputi dan juga staf ahlinya agar bisa memberikan masukan, dalam mengkoordinasikan seluruh menteri perekonomian," kata Piter.