TEMPO.CO, Jakarta – Kertas HVS berukuran A6 di tangan Masafumi Ishii sudah duluan tergulung-gulung sebelum isinya ia bacakan di depan khalayak. Duta Besar Jepang untuk Indonesia itu pada Selasa petang, 24 September 2019, didapuk memberikan sambutan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Proyek ini digarap bersama pemerintah Indonesia dan Jepang.
Dari kertas HVS tersebut, Masafumi membacakan pidatonya yang berbahasa Jepang. Kadang-kadang, ia menambal dengan satu-dua kata berbahasa Indonesia yang membuat hadirin terbahak-bahak karena aksennya nyentrik. Dalam pidatonya, Masafumi menyampaikan poin yang telah disepakati Indonesia dan Jepang, untuk menggarap kereta semi cepat, proyek yang sudah menjadi wacana kedua negara sejak empat tahun lalu.
“Proyek ini merupakan hasil kesepakatan Perdana Menteri Jepang dan Indonesia pada pertemuan beberapa tahun lalu. Proyek akan dilakukan bersama-sama,” ujar Masafumi di depan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang turut hadir dalam acara formal di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, itu.
Jepang melalui Japan International Corporate Agency atau JICA telah resmi ditabalkan menggarap pembangunan kereta semi cepat lintas Jawa. Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah mengumumkan bahwa JICA akan menggarap proyek kereta yang membentang sepanjang 715 kilometer ini mulai 2019. Sebelumnya, proyek itu bakal didului dengan tahap pereparatory survey atau survei persiapan yang ditargetkan kelar pada Mei 2020.
Pembangunan kereta semi cepat yang ditaksir bakal menelan investasi Rp 60 triliun ini sejatinya sudah lama diincar oleh Jepang. Jepang berebut dan saling salip untuk menggarap proyek jumbo tersebut dengan Cina.
Sebelumnya, Cina sempat beberapa kali menelikung Jepang dalam menggarap proyek pembangunan kereta di Indonesia. Pada awal September lalu, Cina melalui China Railways Construction Corporation mengirim perwakilannya menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Pertemuan itu membahas kereta semi cepat.