Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Carrie Lam Terjebak antara Beijing dan Hong Kong, Undur Diri?

image-gnews
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menghadiri konferensi pers di Hong Kong, Cina, 18 Juni 2019.[REUTERS / Tyrone Siu]
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menghadiri konferensi pers di Hong Kong, Cina, 18 Juni 2019.[REUTERS / Tyrone Siu]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam Cheng Yuet-ngor memikul beban berat antara kewajibannya mempertahankan kedaulatan Cina di Hong Kong dan penolakan warga Hong Kong terhadap kekuasaan Cina yang ditunjukkan dengan telanjang lewat unjuk rasa selama sekitar 6 bulan.

Sejak unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong pecah yang dipicu pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi ke Cina bagi pelaku pelanggaran hukum, Lam sudah didesak untuk mundur oleh para demonstran. Namun Lam  yang menjabat sebagai pemimpin Hong Kong setelah mendapatkan suarat terbanyak dalam pemilihan di Beijing pada Maret tahun 2017 tidak merespons desakan untuk mundur.

Lam pun hampir tak pernah menyinggung tuntutan mundur para pengunjuk rasa.

Lam memegang janjinya kepada Presiden Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing setelah Lam menerima surat penunjukan resmi sebagai pemimpin Hong Kong pada 11 April 2017. Xi saat itu mengingatkan dirinya tentang tanggung jawabnya yang berat untuk menyelesaikan konflik dan akan menghadapi sejumlah tantangan .

Xi menegaskan sekaligus mengingatkan Lam, Cina bertekad mempertahankan sistem satu negara dua sistem di Hong Kong.

"Sebagai pemimpin eksekutif baru, anda memiliki tanggung jawab besar," kata Xi kepada Lam sebagaimana diberitakan South China Morning Post, 17 Apri 2017.

Xi untuk pertama kali berbicara terbuka mengenai Hong Kong.

Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam bertemu Presiden Cina Xi Jinping pada April 2017. [SOUTH CHINA MORNING POST]

Berbeda dengan presiden Cina sebelumnya yang menekankan tentang memajukan demokrasi, Xi saat bertemu Lam tidak menyinggung sama sekali tentang memajukan demokrasi di Hong Kong, tapi meminta Lam hanya mengembangkan ekonomi dan menyatukan seluruh sektor masyarakat untuk membawa kota itu ke level yang baru.

Unjuk rasa yang akhir Juli lalu berubah anarkis hingga sempat melumpuhkan penerbangan dan lebih dari itu jatuhnya korban jiwa, tak kunjung mengubah pendirian Lam untuk mundur.

Sebuah rekaman pembicaraan Lam menyinggung pengunduran dirinya dengan sejumlah pengusaha pekan lalu bocor dan dimuat oleh Reuters, 2 September 2019

Di acara yang tertutup oleh pers, Lam mengungkapkan bahwa dia telah menyebabkan malapetaka yang termaafkan dengan memicu krisis politik di Hong Kong. Lam pun menyatakan ingin mundur jika dia punya pilihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Andai saya punya pilihan, yang pertama adalah berhenti, setelah meminta maaf sedalam-dalamnya," kata Lam dalam rekaman yang bocor berdurasi 24 menit. 

Hanya beberapa jam setelah berita rekaman itu beredar di media, Lam mengadakan konferensi pers untuk memprotes bocoran rekaman yang disebutnya tak dapat diterima.

Dia bahkan mengatakan tidak pernah membahas pengunduran dirinya dengan Beijing.

Menurut laporan China Daily, Lam mengatakan, dirinya hanya berusaha menjelaskan tentang pilihan berhenti itu sebagai seorang individu saat mendapat tekanan sangat sulit.

"Dalam sesi pribadi, saya hanya berusaha menjelaskan, sebagai individu, mengingat keadaan yang sangat sulit, pengunduran diri mungkin jadi pilihan mudah untuk dibuat. Namun saya mengatakan kepada diri saya berulang kali dalam beberapa bulan terakhir bahwa saya dan tim saya harus tetap membantu Hong Kong dalam situasi yang sangat sulit dan melayani warga Hong Kong. Itu tetap pendirian saya," kata Lam.

Beijing telah mempercayakan Lam untuk menyelesaikan masalah Hong Kong. Menurut pemimpin perempuan pertama Hong Kong ini Beijing pun tidak memberi batas waktu penyelesaian itu harus dicapai.

Sejauh ini, Cina juga tidak menunjukkan reaksi untuk mengirimkan pasukan militernya untuk menghentikan unjuk rasa. Meski pasukan anti huru hara telah bersiap di Shenzhen, kota yang berbatasan dengan Hong Kong.

Menurut Lam, Beijing menyadari potensi bahaya terhadap reputasi Cina di dunia jika mengirimkan pasukan militer ke Hong Kong.

"Mereka tahu bahwa harganya terlalu mahal untuk dibayar. Mereka menjaga profil internasional negara ini," ujar Lam, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Alasan ini kemungkinan yang membuat Carrie Lam masih punya keberanian dan keyakinan untuk menyelesaikan masalah Hong Kong sekalipun opsi berhenti atau mundur, secara pribadi, sempat terpikir juga olehnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

3 jam lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

4 jam lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 jam lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

15 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

18 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

1 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Kereta cepat Jakarta-Surabaya pernah direncanakan akan dibangun pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama, namun proyek tidak jadi dilaksanakan.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

1 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

1 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (ANTARA/Rubby Jovan)
Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.