Aburizal Bakrie belum menunjukkan sikap. Selaku Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar, Ical—sapaan akrab Aburizal—mengirimkan surat arahan bertanggal 25 Juni 2019 kepada DPP. Isi surat itu menyatakan raihan 85 kursi parlemen Golkar saat ini, dianggap jauh dari target Golkar sebanyak 110 kursi. Dewan Pembina kemudian merasa evaluasi penting demi Pilkada 2020 dan Pilpres 2024.
Menurut Ical, DPP PG tetap selayaknya melakukan evaluasi menyeluruh dan obyektif terhadap penurunan jumlah kursi legislatif di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota apalagi dengan perolehan jauh dari target yang diharapkan. “Sehingga dapat menjadi bahan pembenahan partai dan juga sebagai masukan dalam pelaksanaan Sukses Pilkada 2020 dan Sukses Pemilu 2024." Ical menyampaikannya dalam surat.
Ical enggan menjawab lugas ketika ditanya apakah surat itu berarti ia mengoreksi kepemimpinan Airlangga. “Baca saja yang benar (suratnya). Jangan menerjemahkan sendiri.” Ical menjawab pesan singkat Tempo, dua hari lalu.
****
Di tengah manuver Bambang Soesatyo, Airlangga Hartarto tak banyak bicara. Dia sudah membentuk tim sembilan yang terdiri dari sejumlah politikus kawakan Golkar, untuk memuluskan langkahnya menjadi ketua umum kembali. Mereka adalah Melchias Marcus Mekeng, Agus Gumiwang Kartasasmita, Adies Kadir, Roem Kono, Aziz Syamsuddin, Zainudin Amali, Lodewijk F. Paulus, Dito Ganinduto, dan Happy Bone Zulkarnain.
Disamping tim ini, juga ada tim pendukung yang terdiri dari Ace Hasan Syadzily, Rizal Malarangeng, Yahya Zaini, Satya Yudha, Budi Setiawan, Taufik Hidayat, dan Ahmad Doli Kurnia. Aziz Syamsuddin yang digadang-gadang berpotensi maju melawan Airlangga, juga memastikan akan setia. “Saya tidak maju dan mendukung Pak Airlangga,” ujar Aziz lewat pesan singkat kepada Tempo, Rabu, 3 Juli 2019.
Belakangan, Rizal Malarangeng paling lantang. Sempat kecolongan dengan adanya deklarasi dukungan bawahannya, yakni enam Ketua DPD II DKI Jakarta kepada Bambang, Rizal langsung mengoreksi dukungan itu.
Enam DPD II DKI Jakarta, sebelumnya memberikan dukungan kepada Bambang untuk maju menjadi ketua umum. Dukungan itu disampaikan di rumah dinas Ketua DPR RI, Jalan Widya Chandra, Jakarta pada Sabtu siang, 29 Juni 2019. Pada malam harinya, dukungan itu dicabut dengan alasan belum berkoordinasi dengan pimpinan Golkar DKI Jakarta yaitu Rizal Maralanggeng.
Rizal mengundang enam pimpinan DPD tingkat dua itu ke kediamannya. Pria yang akrab disapa Celi itu menyebut, sikap DPD II DKI telah dikoreksi. Dia memastikan mereka telah mencabut dukungan kepada Bambang dan menegaskan bahwa DPD Golkar DKI Jakarta solid mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum kembali di Munas mendatang. "Kami DPD Golkar DKI Jakarta solid, mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum," ujar dia Ahad malam, 30 Juni 2019.
Baca juga: Desakan Percepatan Munas Golkar Menguat ...
Hadir dalam pertemuan itu seluruh Ketua DPD II DKI Jakarta. Namun, Ketua DPD Jakarta Selatan, Muhammad Ikhsan Ningratubun yang sebelumnya memberikan dukungan ke Bambang, enggan ikut menyatakan sikap mendukung Airlangga Hartarto. Celi mengatakan tak masalah jika ada satu dua bawahan yang tak sependapat dengannya. Kendati demikian, dia meminta agar semua hal yang hendak disampaikan kepada publik dikoordinasikan terlebih dahulu dengan dirinya.
"Kejadian yang kemarin, saya dapat pesan WhatsApp dari berbagai kawan, apa di DKI ada kudeta?" ujar Rizal Maralanggeng, sambil tertawa.
Usai mencabut dukungan bawahannya terhadap Bambang dalam Munas Golkar, Rizal mengatakan kubunya akan segera mengumpulkan 34 DPD I dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Selasa dua pekan lalu, 25 Juni 2019, kubu Airlangga memboyong timnya bersama dengan 34 DPD I Golkar bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Kepada Tempo, Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menyebut, dalam pertemuan itu Jokowi memuji perolehan suara Golkar sebagai pemilik kursi terbanyak kedua di parlemen, di tengah turbulensi yang sempat terjadi di tubuh partai berlambang pohon beringin itu. Jokowi, ujar Ace, juga berpesan agar Airlangga bisa mensolidkan partai. “Saya menangkap kuat pesan Pak Jokowi sebagai isyarat bahwa kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto agar terus dilanjutkan,” ujar Ace.