TEMPO.CO, Jakarta - Dinamika warga partai beringin menjelang Munas Golkar 2019 semakin kuat. Aksi berbalas dukungan dan manuver para elit tampak makin jelas. Sebagian menginginkan Airlangga Hartarto melanjutkan kepemimpinan. Sebagian yang kecewa dan mengoreksi kepemimipinan Airlangga dengan memberikan dukungan kepada figur lain, seperti Bambang Soesatyo.
Di barisan kecewa, politikus senior Golkar, Yorrys Raweyai menilai kepemimpinan Airlangga gagal meraih target 110 kursi parlemen dalam pemilihan legislatif 2019. Golkar hanya memperoleh 85 kursi di pemilu kali ini. Perolehan itu turun enam kursi dari pemilu 2014. Golkar mendapat 91 kursi parlemen dalam pemilu lima tahun lalu. “Ini evaluasi besar bagi Partai Golkar,” ujar Yorrys saat ditemui di bilangan Cikini pada Sabtu, 22 Juni 2019.
Baca juga: Meutya Hafid Klaim Mayoritas DPD Golkar Ingin ...
Selain perolehan suara Golkar, pengelolaan partai di bawah kepemimpinan Airlangga juga dipersoalkan sejumlah dewan pimpinan daerah tingkat II. "Bantuan operasional partai tiap bulan sudah tidak ada, dana saksi bermasalah," ujar Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kepulauan Riau, Rizki Faisal, Senin pekan lalu, 1 Juli 2019. Kejadian ini, kata Rizki, baru terjadi di periode di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Bahkan, terdengar kabar dari beberapa daerah, bantuan saksi tidak sampai.
Menangkap suara-suara kekecewaan itu, Bambang Soesatyo mulai menggalang dukungan dari DPD tingkat II. Dukungan demi maju sebagai calon ketua umum Golkar berdatangan sejak Jumat pekan lalu, 5 Juli 2019. Dalam sepekan, Bambang mengklaim mengantongi dukungan lebih dari 100 DPD kabupaten/kota. Golkar memiliki 34 DPD I dan 540-an DPD II di seluruh di Indonesia.
Salah satu sumber Tempo di kubu Bambang mengatakan sebetulnya kubunya telah mengunci dukungan dari 26 DPD I Golkar untuk memuluskan langkah Ketua DPR RI itu maju di Munas mendatang. Selain dukungan, logistik pun tersedia. Nyaris setiap hari, kubu Bambang menggelar rapat konsolidasi di salah satu rumah Bambang di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, guna menakar kekuatan yang bisa digalang menjelang Munas dan memastikan orang-orangnya tetap berada dalam barisan pendukung.
Baca juga: Ketua DPD Golkar Cirebon Mengaku Dicopot Lantaran Dukung Bamsoet
Dalam prosesnya, Bambang menyebut para DPD pendukungnya mendapat ancaman akan dicopot dari jabatan di struktur kepengurusan Golkar. Sehingga, masih ada kemungkinan DPD-DPD yang sudah meneken pernyataan tertulis, menarik kembali dukungan. “Bagi saya, jika mereka terancam dan mau tarik dukungan, tidak masalah. Terpenting mereka selamat,” ujar Bamsoet kepada Tempo di ruangannya pada Jumat, 5 Juli 2019.