melainkan efek dari pola pergeseran transaksi: dari konvensional ke online. "Memang terjadi pergeseran pola transaksi. Yang belanja ini produk consumer goods dan itu memang sangat nyaman dilakukan melalui telpon seluler dan dilakukan melalui komputer," kata Febrio saat ditemui di Universitas Indonesia, Depok, 24 Juni 2019.
Baca: Giant Tebar Diskon Tutup Toko, Stok Barang Ludes
Menurut Febrio, daya beli masyarakat saat ini justru meningkat sampai lima persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Setiap tahun daya beli kita naik, kita lebih banyak sebesar lima persen secara riil," ujarnya.
Febrio mengungkapkan, dalam beberapa tahun belakangan terakhir ini dia melihat justru secara perlahan-lahan itu daya beli meningkat. "Kecepatannya meningkat, tahun ini misalnya untuk konsumsi itu kita bisa melihat di sekitar 5,02-5,05 persen pertumbuhannya," kata dia.
Lebih jauh Febrio membantah jika penutupan beberapa retail dihubungkan dengan penurunan daya beli. "Karena peningkatan persentase itu juga menunjukkan permintaan mulai naik," tuturnya.
Tonton Video: Giant Tutup Enam Gerai, Ini Sebabnya Menurut Aprindo
Berkaca dari penutupan enam gerai Giant, jika tak ingin bisnisnya meredup, Febrio menyarankan pebisnis retail untuk mulai berbenah dan berevolusi mengikuti perubahan pola belanja konsumen. Sudah saatnya pebisnis retail memikirkan efisiensi tempat untuk menawarkan produknya sehingga dapat menekan cost perusahaan. Menurut dia, jika perubahan pola belanja itu diikuti dengan inovasi yang mampu memuaskan konsumen, maka bisnis retail akan terus bersinar, bukan meredup.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR | DIAS PRASONGKO | EKO WAHYUDI | FAJAR PEBRIANTO