Habis Beri Dukungan di Pemilu, Minta Jatah Menteri Kemudian

Reporter

Ketua Umim Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi usai menghadiri buka puasa bersama Partai Golkar di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, 19 Mei 2019. Tempo/Friski Riana
Ketua Umim Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi usai menghadiri buka puasa bersama Partai Golkar di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, 19 Mei 2019. Tempo/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Tim penjaring calon menteri kabinet baru Jokowi sudah mulai bekerja menginventarisir nama sejak pertengahan Mei lalu. Pengamat militer Universitas Padjadjaran, Muradi, anggota tim itu mengatakan saat itu sudah terkumpul hampir 100 nama. Mereka yang masuk daftar adalah yang dianggap memiliki rekam jejak baik dan profesional. Tim menelusuri lagi rekam jejak mereka. Dari penelusuran itu, ada yang masuk kriteria dan ada yang dicoret dari daftar. “Dinamis," ujar Muradi kepada Tempo pada Senin, 13 Mei 2019.

Beberapa tokoh, seperti Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif memberi saran kepada Jokowi untuk menerapkan zaken kabinet. “Kabinet yang terdiri dari orang-orang ahli,” ujar Syafii Maarif seusai menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Mei 2019.

Baca juga: Profil 5 Kandidat Menteri yang Diajukan Dewan Pakar Golkar

Usul itu disampaikan untuk mengingatkan Presiden Jokowi karena partai-partai pendukung sudah terang-terangan meminta jatah kursi menteri di cabinet baru. Para elite partai bahkan menyebut jumlah dan menyodorkan nama menteri yang diinginkan.

Partai Golkar ingin empat atau lima menteri. Menurut Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono harapan itu wajar karena Golkar  partai pemenang ketiga dalam pemilihan legislatif sekaligus partai kedua pemilik kursi terbanyak di parlemen. “Saya kira wajar kalau kami minta empat atau lima kursi," ujar Agung Laksono di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin, 27 Mei 2019.

Golkar juga menyebut nama kandidat bakal calon menterinya. Dua di antaranya adalah pembantu Jokowi di kabinet saat ini, yakni Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Tiga nama lainnya berasal dari jajaran dewan pakar Golkar, yakni, anak Presiden ke-3 RI BJ Habibie Ilham Habibie, Wakil Dewan Pakar Golkar Ganjar Razuni, dan Sekretaris Dewan Pakar Golkar Pontjo Sutowo.

Sebelum Golkar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terlebih dahulu meminta jatah menteri. Jumlahnya tak tanggung-tanggung: 10 menteri. Untuk jatah 10 menteri itu, Muhaimin menyodorkan 20 nama kepada Jokowi. “Terserah beliau. Saya bilang, monggo dipilih, Pak,” ujar Muhaimin di Istana Merdeka, Selasa, 21 Mei 2019. Tapi Muhaimin menolak menyebut nama.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani juga blak-blakan meminta jatah menteri lebih banyak dari periode sebelumnya. PPP, ujar Arsul, berani menuntut lebih banyak karena turut membantu upaya pemenangan Jokowi - Ma'ruf dalam pemilihan presiden 2019. Pada Pemilu 2014, PPP berada di koalisi Prabowo-Hatta yang kemudian merapat ke koalisi pemerintahan.

PPP belum menyepakati nama kader yang akan disodorkan karena menunggu Jokowi memberitahukan portofolio yang akan diberikan kepada partai kakbah ini. Namun, Arsul tak menampik bahwa Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi merupakan salah satua kandidat potensial yang akan diajukan. “Ia kemungkinan salah satu kandidat,” ujar Arsul kepada Tempo pada Ahad, 9 Juni 2019.

Baca juga: Kata PDIP Soal Nama Calon Menteri di Kabinet Jokowi

Berbeda dengan tiga partai itu, NasDem masih enggan berbicara kursi menteri. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G. Plate mengatakan saat ini partainya masih fokus memenangkan pilpres dan pileg. “Pembicaraan mengenai anggota kabinet setelah keputusan MK dan penetapan formal oleh KPU RI,” ujar dia saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 8 Juni 2019.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku pengusung utama Jokowi juga masih ogah menjawab ditanya soal kandidat menteri. Alasannya, koalisi masih harus fokus pada proses di Mahkamah Konstitusi dan upaya rekonsiliasi nasional. “Toh, Oktober mendatang, kabinet itu baru disusun presiden terpilih,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Ahmad Basarah pada Sabtu, 8 Juni 2019.

Empat partai pendukung Jokowi lainnya yang tak lolos ke parlemen, tak berharap banyak. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memastikan tidak akan mengajukan nama calon menteri. "PSI tahu 'ukuran baju'," ujar Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni saat dihubungi Tempo pada Ahad, 9 Juni 2019. Tidak masuk DPR, PSI tidak akan memajukan calon menteri kepada Presiden Jokowi.

Begitu pula dengan Perindo. Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq menyarankan di periode kedua ini, sangat penting bagi Jokowi untuk membentuk zaken kabinet. "Kandidat menteri harus yang punya kapasitas, dapat diandalkan dan terpenting mau mengabdi untuk rakyat," ujar Rofiq.

Akan halnya, PKPI masih berharap ketua umumnya dilirik Jokowi untuk mengisi kabinet. "PKPI memajukan ketua umum kami, Diaz Hendropriyono sebagai kader terbaik PKPI," ujar Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan kepada Tempo, akhir Mei lalu.

Wakil Ketua Umum DPP Hanura Gede Pasek Suardika mengatakan partainya menyerahkan urusan menteri sepenuhnya kepada Jokowi. Hanura punya banyak figur yang kuat, tetapi untuk nama diserahkan kepada Jokowi dan Ma'ruf Amin. "Biar beliau leluasa menata yang terbaik untuk rakyat. Urusan nama biar urusan ketua umum dan Ketua Dewan Pembina saja yang bicara dengan Jokowi," ujar Gede Pasek saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Sumber Tempo yang mengetahui rencana perombakan kabinet mengatakan, Jokowi menyiapkan sejumlah skenario. Ada kemungkinan Presiden mengganti sebagian bawahannya setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan presiden-wakil presiden terpilih. Penggantian ini terutama untuk para menteri yang santer disebut terlibat kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kemungkinan lain, penyusunan kabinet secara menyeluruh dilakukan sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, 20 Oktober 2019. Tujuannya supaya kabinet bisa langsung tancap gas menjalankan program pemerintah. Jika skenario ini yang dipilih, para menteri akan kembali dilantik setelah Jokowi dan Ma’ruf mengucapkan sumpah di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Skenario lain, Jokowi mempertahankan kabinet periode pertama hingga dia dilantik kembali.

Baca juga: Ada Gugatan Hasil Pilpres, NasDem Enggan Bahas Jatah Menteri

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai Jokowi akan lebih otonom menentukan pembantunya pada kabinet mendatang. Selain kemenangan Jokowi banyak dibantu relawan selain parpol, ujar dia, pada periode kedua ini Jokowi diprediksi akan habis-habisan membuktikan semua janji politiknya dengan memilih menteri yang bisa ngotot merealisasikan keinginanannya, bukan menteri yang malah menjadi benalu.

Apalagi fokus Jokowi dalam pemerintahan mendatang adalah pembangunan manusia. “Karenanya, Jokowi tak mungkin lagi didikte partai-partai pengusungnya,” ujar Adi saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 9 Juni 2019.

Pada 9 Mei lalu, Jokowi mengisyaratkan akan lebih maksimal dalam segala hal di periode kedua pemerintahannya. “Lima tahun ke depan, mohon maaf, saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa mencalonkan (diri) lagi. Jadi apapun yang paling baik, terbaik untuk negara akan saya lakukan," kata Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2019 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.








Terpopuler Bisnis: Ucapan Terima Kasih Sri Mulyani, Investasi KEK Lido Rp 32 Triliun

31 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Sri menjelaskan jika ada transaksi janggal yang menyangkut unsur dari Kemenkeu, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah korektif terhadap 193 dari pegawainya.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Terpopuler Bisnis: Ucapan Terima Kasih Sri Mulyani, Investasi KEK Lido Rp 32 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengucapkan terima kasih kepada seluruh wajib pajak yang telah melaporkan SPT Tahunan.


Setelah Dibubarkan, Timnas U-20 Indonesia Akan Digabung dalam Satu Klub untuk Ikuti Kompetisi di Dalam Negeri

2 jam lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, manajer Timnas Indonesia, Sumardji saat menemui skuad Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu, 1 April 2023. Pertemuan Jokowi dengan pemain Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia tersebut dilakukan guna memberikan semangat kepada para pemain usai Indonesia gagal menggelar Piala Dunia U-20 2023. Selain memberikan semangat, Jokowi juga menuturkan keinginan agar ke depannya Timnas Indonesia memiliki tim yang siap bersaing dalam kejuaraan. Selain bertemu dengan pemain skuad Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia, Jokowi juga bertemu dengan skuad Timnas Sepak Bola U-22 yang akan bertanding dalam perhelatan Sea Games 2023 di Kamboja. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Setelah Dibubarkan, Timnas U-20 Indonesia Akan Digabung dalam Satu Klub untuk Ikuti Kompetisi di Dalam Negeri

Timnas U-20 Indonesia akan dibubarkan kemudian diubah menjadi satu klub yang mengikuti kompetisi reguler di dalam negeri.


Dengarkan Keinginan Pemain Timnas U-20, Jokowi: Ada yang Ingin Kuliah, Masuk Polri TNI, Maupun PNS

10 jam lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, manajer Timnas Indonesia, Sumardji saat menemui skuad Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu, 1 April 2023. Pertemuan Jokowi dengan pemain Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia tersebut dilakukan guna memberikan semangat kepada para pemain usai Indonesia gagal menggelar Piala Dunia U-20 2023. Selain memberikan semangat, Jokowi juga menuturkan keinginan agar ke depannya Timnas Indonesia memiliki tim yang siap bersaing dalam kejuaraan. Selain bertemu dengan pemain skuad Timnas Sepak Bola U-20 Indonesia, Jokowi juga bertemu dengan skuad Timnas Sepak Bola U-22 yang akan bertanding dalam perhelatan Sea Games 2023 di Kamboja. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Dengarkan Keinginan Pemain Timnas U-20, Jokowi: Ada yang Ingin Kuliah, Masuk Polri TNI, Maupun PNS

Jokowi menyatakan bahwa sejumlah pemain Timnas U-20 memiliki keinginan untuk kuliah hingga menjadi PNS.


Batal Tampil di Piala Dunia U-20 2023, Shin Tae-Yong: Timnas U-20 Indonesia Akan Dibubarkan

11 jam lalu

Shin Tae-yong. (pssi.org)
Batal Tampil di Piala Dunia U-20 2023, Shin Tae-Yong: Timnas U-20 Indonesia Akan Dibubarkan

Shin Tae-Yong mengatakan bahwa Timnas U-20 Indonesia akan dibubarkan menyusul batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.


Dengarkan Curhat Pemain yang Gagal ke Piala Dunia U-20, Jokowi Sampaikan Rencana untuk Timnas Indonesia

11 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers setelah bertemu dengan para pemain timnas U-20 di GBK, Jakarta, Sabtu, 1 April 2023.  (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Dengarkan Curhat Pemain yang Gagal ke Piala Dunia U-20, Jokowi Sampaikan Rencana untuk Timnas Indonesia

Presiden Jokowi mendengarkan curhat para pemain Timnas U-20 Indonesia setelah batal berlaga di Piala Dunia U-20 2023 di Stadion GBK.


Semangati Pemain Timnas U-20, Jokowi: Masih Muda dan Punya Kesempatan

11 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers setelah bertemu dengan para pemain timnas U-20 di GBK, Jakarta, Sabtu, 1 April 2023.  (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Semangati Pemain Timnas U-20, Jokowi: Masih Muda dan Punya Kesempatan

Jokowi menyebut para pemain Timnas U-20 masih memiliki masa depan yang panjang dan berkesempatan bermain di ajang lain.


Terima Surat dari Presiden FIFA, Jokowi: Mohon Maaf Tidak Bisa Saya Jelaskan

12 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama pelatih dan para pemain Timnas Indonesia U-20 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 1 April 2023. (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Terima Surat dari Presiden FIFA, Jokowi: Mohon Maaf Tidak Bisa Saya Jelaskan

Jokowi tak mau menjelaskan isi surat Presiden FIFA yang dibawa oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.


Jokowi Temui Pemain Timnas U-20 Indonesia di GBK, Didampingi Ketua PSSI dan Kapolri

13 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama pelatih dan para pemain Timnas Indonesia U-20 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 1 April 2023. (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Jokowi Temui Pemain Timnas U-20 Indonesia di GBK, Didampingi Ketua PSSI dan Kapolri

Presiden Jokowi, didampingi Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kapolri, menemui para pemain Timnas U-20 Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).


Mengenal Johannes Leimena, Pahlawan Nasional yang Menggagas Konsep Puskesmas

13 jam lalu

Seorang pengunjung mengabadikan patung pahlawan nasional Johanes Leimena, yang sementara ditutupi selubung kain, yang batal diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Ambon, Maluku, Jumat (8/6). ANTARA/Embong Salampessy
Mengenal Johannes Leimena, Pahlawan Nasional yang Menggagas Konsep Puskesmas

Johannes Leimena merupakan dokter sekaligus politikus yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Ia pernah menduduki berbagai bidang kementerian.


Soal Koalisi Besar, Golkar: Belum Ada Putusan Apa Pun

14 jam lalu

(Dari kiri) Bendahara Umum Partai NasDem Sahroni, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam acara buka bersama di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Maret 2023.
Soal Koalisi Besar, Golkar: Belum Ada Putusan Apa Pun

Golkar menyatakan hingga saat ini belum ada putusan apa pun soal wacana koalisi besar meskipun komunikasi terus berjalan dengan berbagai partai.