Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai dari gestur yang ditujukan belakangan, Demokrat memang cenderung ingin bergabung dengan pemerintah. Selain dari semakin seringnya pertemuan antara tokoh, Demokrat juga telah menyatakan menerima hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum. Sikap ini bertentangan dengan Koalisi Indonesia Adil Makmur, yang menentang keras keputusan KPU dan sudah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
Adi mengatakan untuk jangka pendek, jika Partai Demokrat merapat ke koalisi pemerintah, kemungkinan mendapat jatah kursi menteri. Namun secara jangka panjang, dia melihat hal itu bisa menjadi batu loncatan lebih besar, yakni menggabungkan dua trah politik besar, yakni trah SBY dan Megawati. "Merajut kemungkinan menduetkan mantan 'anak-anak presiden' maju di pilpres 2024," kata Adi.
Kemungkinan bergabungnya Demokrat ke pemerintah itu ditanggapi beragam oleh para pendukung Jokowi. Keraguan muncul, salah satunya, dari Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani.
Arsul menilai selama Pilpres 2019 Partai Demokrat menunjukkan sikap keras terhadap pemerintahan Jokowi. Dia menilai ini bisa menimbulkan kekahwatrian. "Apa komitmen mereka bisa dipegang, karena (kini) begitu mudah berpindah haluan," tanya dia.
Sikap lebih lunak ditunjukkan anggota koalisi lainnya. Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan siap saja menerima tambahan partai baru di koalisi, selama tujuannya benar-benar untuk mendukung Jokowi. "Ini lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Maka tentu kami akan memberikan pertimbangan khusus," kata dia.
Kini, bola –sepertinya-- di tangan Demokrat. Tetapi Jansen enggan berandai-andai. Dia mengatakan kepastian sikap itu akan diputuskan pasca gugatan di MK selesai dan keputusan telah keluar. "Jadi biarlah hal besar seperti itu diputuskan pemimpin-pemimpin besar di atas. Kalau dalam hal ini, antara Pak SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dengan Pak Jokowi," kata Jansen.
EGI ADYATAMA | FIKRI ARIGI