Andi menulis bahwa Prabowo dipasok informasi dan data yang salah sehingga terjerumus menyatakan menang Pilpres 62 persen. Andi menyebut si pemasok sebagai “setan gundul”. Cuitan ini memancing keriuhan, dan juga reaksi partai-partai di kubu koalisi Prabowo.
Tetapi apakah semua sinyal itu memang cukup terang menunjukkan arah politik Partai Demokrat?
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan keputusan terkait koalisi sepenuhnya ada di tangan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum partai. Dia menegaskan kini Demokrat adalah partai mandiri dan tak terikat koalisi mana pun.
Jansen menyatakan pasca Pemilihan Umum 2019, koalisi partai di kubu pasangan pengusung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno juga selesai. Koalisi, kata dia, bukanlah fusi partai. Karena itu Demokrat kini mandiri dan tak ada di kubu mana pun.
"Sebagai partai yang mandiri, independen, punya badan hukum sendiri, sikap sendiri, pandangan politik sendiri, ya, kita bebas menentukan arah sikap Partai Demokrat pascapemilu," kata Jansen. Apapun pilihannya nanti, baik bergabung dengan pemerintah atau tetap menjadi oposisi, Jansen menegaskan Demokrat siap menjalankannya.
Termasuk siap menjadi oposisi? Jansen mengingatkan bahwa selama hampir lima tahun pemerintahan Jokowi, Demokrat memilih menjadi oposisi. Kata dia itu modal bagus bagi Demokrat.
Namun jika akhirnya partai memutuskan bergabung dengan pemerintah, Demokrat juga telah siap. Pengalaman kepemimpinan SBY sebagai Presiden Indonesia dari 2005 hingga 2014, dinilai Jansen menjadi modal yang meyakinkan. "Tak semua partai punya pengalaman seperti Demokrat. Kami kan pernah keduanya. Kami tahu kalau di dalam mau melakukan apa, di luar mau melakukan apa," kata dia.