TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai demo di Jakarta yang berakhir ricuh pada 21 hingga 22 Mei tidak berdampak signifikan pada perekonomian nasional. Menurut Darmin, dampak demo tersebut hanya ada di sektor investasi lantaran investor ingin menunggu perkembangan situasi.
Baca juga: Ada Demo di Jakarta, Aprindo: Tempat Perbelanjaan Tetap Buka
"Tapi mustinya setelah melihat bagaimana kejadiannya tidak akan banyak artinya," kata Darmin saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2019.
Kemarin hingga Rabu pagi, massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat melalui aksi damai di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat. Aksi dilakukan untuk menolak hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Presiden 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dimenangkan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Awalnya, aksi berlangsung damai hingga salat Tarawih, sekitar pukul 8 malam. Namun setelah itu, bentrokan pecah antara massa dan aparat kepolisian. Kericuhan meluas hingga ke Pasar Tanah Abang yang berjarak beberapa meter dari Gedung Bawaslu.
Pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 5.948,383 dibandingkan penutupan Selasa sore. Pada kemarin sore, IHSG ditutup di level 5.951,371.
Sementara nilai tukar rupiah yang dirilis Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor pagi ini dibuka melemah. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jisdor hari ini berada di level Rp 14.488 per dolar AS atau turun dari posisi kemarin Rp 14.462 per dolar AS.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengatakan demo di Jakarta tidak secara langsung berdampak kepada pasar modal. Menurut Dennies, demo itu lebih mempengaruhi kepercayaan investor baik di dalam maupun luar negeri. "Jadi saya rasa baik IHSG maupun nilai tukar tidak akan bergerak terlalu fluktuatif," kata dia.
Adapun IHSG masih diproyeksikan melemah secara teknikal. Indeks diperkirakan bergerak pada kisaran level 5.886-6.028 sepanjang hari ini.
Sedangkan Direktur Riset Center of Reform on Economics alias Core Piter Abdullah mengatakan bentrokan di Jakarta bakal mempengaruhi pasar keuangan. Selain demo, Piter mengatakan sentimen investor pada dasarnya sedang negatif akibat dari kondisi global saat ini. "Itu akan semakin negatif," kata dia. Sehingga ia memperkirakan rupiah akan sulit bertahan di bawah Rp 14.500 per dolar AS pada hari ini.
Senada dengan Piter, Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih melalui keterangan tertulisnya mengatakan aksi itu akan berdampak negatif pada rupiah. "Pasar rupiah kemungkinan melemah dengan adanya kondisi protes ini," ujar dia. Ia memprediksi rupiah melemah menuju kisaran antara Rp 14.480 hingga Rp 14.500 per dolar AS.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo, Roy Nicolas Mandey mengatakan dampak demo di Jakarta membuat pengunjung pusat perbelanjaan menurun di wilayah tertentu. Namun, kata dia, penurunan itu tidak signifikan. "Contoh dari kemarin siang, sore malam, kami lihat ada sedikit penurunan untuk orang datang ke pusat belanja," kata Roy.
Roy mengatakan pengusaha ritel dan pusat perbelanjaan sudah berkoordinasi intens dengan kepolisian. Dia mengatakan, kepolisian melakukan penjagaan di pusat-pusat ekonomi, sesuai pernyataan polri yang menjamin dapat beraktifitas seperti biasa.
Roy mengatakan tempat perbelanjaan tetap buka pada hari ini. Namun, kata dia, hal itu dilakukan dengan koordinasi yang intens dan pengamanan dari kepolisian terkait demo di Jakarta.
CAESAR AKBAR | HENDARTYO