Iwan pantas khawatir karena banjir bisa merendam rumah penduduk sampai ke atap. Banjir besar ini sudah terjadi dua kali setelah yang pertama pada Maret tahun lalu. Korban jiwa tercatat dua orang selain ribuan yang sempat mengungsi itu.
Sementara ancaman dari hulu atau pegunungan belum benar-benar berlalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa sedikit lega setelah mendapat laporan bahwa muka air laut pasang di Teluk Jakarta bergerak turun. Air laut disebutkan turun sejak Sabtu pagi ini.
Menurut Anies, permukaan air laut berperan mengatasi banjir kiriman dari wilayah Bogor. "Kalau permukaan air laut tidak turun, maka aliran yang turun dari pegunungan akan berhenti di Jakarta, karena tidak bisa dialirkan," kata dia saat berada di Taman O, Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu.
Suasana banjir di satu sudut Kampung Melayu, Jakarta Timur, akibat luapan Kali Ciliwung, Jumat 26 April 2019. Tempo/Wira Utama
Anies berjanji mengerahkan jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk terus memantau permukaan air laut. Menurut dia, setiap ada pergerakan air laut turun, maka akan dibarengi pergerakan di pintu air. "Sehingga aliran air dari hulu bisa segera tuntas," ujar Anies menyebut aliran sungai ke laut.
Baca juga: Banjir Jakarta, Simak Bagaimana Anies Berharap ke Laut
Anies berharap proyek nasional pembangunan dua waduk di Sukamahi dan Ciawi bisa rampung akhir tahun ini untuk membantu mengatasi banjir di Jakarta lebih signifikan. Kedua waduk dimaksudkan untuk menampung sebagian debit Ciliwung dan kini masih dalam tahap pembebasan lahan.