Enny memungkinkan, bila kerja sama OBOR tak diikuti dengan peningkatan produktivitas dan investasi, Indonesia hanya akan menjadi keran bahan baku bagi produsen-produsen global. Ia membahasakan kondisi tersebut dengan praktik VOC atau Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda jilid II.
“Indonesia bakal menjadi pasar yang besar untuk produk-produk yang akan mereka olah. Kita menjadi pemasok,” ucapnya.
Selain itu, Enny menegaskan Indonesia harus dapat menimbang faktor ekonomi yang mungkin diperoleh dari kerja sama OBOR. Artinya, Indonesia mesti dapat memilah mana-mana saja yang sesuai dengan kepentingan nasional.
Menurut Enny, saat ini sejumlah negara yang meneken kerja sama dengan Cina telah menyiapkan ‘mitigasi’. Misalnya, menyiapkan port-port dagang khusus bagi barang-barang asing yang masuk. Port-port ini berfungsi sebagai ruang filter atau kamar tamu untuk memilah mana yang sesuai dengan kepentingan nasional dan mana yang tidak.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri) berjabat tangan dengan Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kiri) disaksikan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kanan) dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) saat menghadiri pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center, 18 Desember 2017. ANTARA FOTO
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut inisiatif One Belt One Road Cina adalah bagian dari menarik investasi ke dalam negeri. Menurut dia, dampak inisiatif itu kepada perekonomian Indonesia sangat bergantung kepada proyek ke depannya.
"Tergantung proyeknya, proyeknya kan sedang dan masih disiapkan," ujar Airlangga di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2019. Ia menyebut untung tak untungnya suatu proyek baru terlihat setelah berproduksi. Sehingga, ia belum mau berkomentar banyak mengenai hal tersebut.
Ketua DPR Bambang Soesatyo belum tahu menahu soal kerja sama pemerintah Indonesia dan Cina dalam One Belt One Road."Saya belum mendalami hal itu, nanti saya cek ke Komisi 11," kata Bambang saat ditemui usai menghadiri acara "Seminar Nasional" oleh Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF di ITS Tower, Jakarta Timur, Selasa, 26 Maret 2019.
FAJAR PEBRIANTO | CAESAR AKBAR | BISNIS