Penjelasan itu rupanya tak cukup karena Ali bergeming dengan tuntutannya. Sementara Suhud telah menegaskan, "Penutupan tidak bisa berlarut-larut, karena mengganggu pembuangan sampah di semua wilayah."
Baca:
11 Hari TPA Burangkeng Diblokir, Sampah Menumpuk di Pemukiman
Sampah memang terbukti menjadi tak terurus sepanjang hampir dua pekan ini. Penumpukan terjadi di banyak tempat seperti pasar dan permukiman.
Di Pasar Induk Cibitung, misalnya, tumpukan sampah mencapai lima meter. Sampah yang membusuk menebar aroma tak sedap. Padahal setiap harinya pasar itu memproduksi sampah sebanyak tujuh truk. "Enggak tahu kapan mulai diangkut, pasti butuh waktu untuk membawa ini semua," ujar Kiboy, petugas kebersihan pasar, Kamis 14 Maret 2019.
Sama halnya di Pasar Tambun. Tumpukan sampah mencapai tiga meter, diperkirakan ada puluhan ton. Sebab, setiap hari, produksi sampah di sana sebanyak tiga truk.
Baca:
Kepada TPA Burangkeng, Ini Pesan dari TPST Bantargebang
Blokade dan tuntutan bantuan langsung tunai menambah rumit masalah sampah di Kabupaten Bekasi. Pasalnya, volume sampah di TPA Burangkeng seluas 11,6 hektare ini sebenarnya sudah melampaui kapasitas yang tersedia.
Tapi kebutuhan perluasan terbentur Rencana Detil Tata Ruang yang belum bisa diubah. Pembahasan perubahan RDTR tertahan bersamaan dengan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam suap proyek Meikarta.
TPA Sampah Burangkeng, Setu, Kabupaten Bekasi. Foto/Instagram
Ketua Koalisi Persampahan Nasional, Bagong Suyoto, mengingatkan pemda agar sekaligus memikirkan cara pengelolaan TPA yang lebih baik. Dia berharap adanya tuntutan dan janji pemda untuk beri kompensasi bisa sekaligus memperbarui teknologi pengolahan.
Simak pula:
TPA Burangkeng Ditutup, 4.000 Ton Sampah Bekasi Menumpuk
"Sampahnya ditata, kemudian dicover soil (dilapisi tanah agar tidak menimbulkan bau), meskipun sekarang masih menggunakan sistem control landfill," kata Bagong.
Selain itu, kata dia, manajemen air lindi TPA Burangkeng harus baik. Alasannya, instalasi pengolahan air sampah (IPAS) harus dioperasikan selama 24 jam setiap hari. "Menurut saya, asal ditata rapi bisa, karena saya melihat masih acak acakan semuanya. Maka itu perlu dilakukan revitalisasi total dengan melibatkan banyak ahli," kata Bagong.