TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal berkukuh untuk melepaskan saham milik DKI di perusahaan bir PT Delta Djakarta. Ia memastikan DKI tak akan rugi meski jual saham bir itu.
Anies pun menyamakan kebijakannya ini dengan kebijakannya menutup Hotel Alexis. "Alexis ditutup tidak terasa tuh di Jakarta," kata Anies, Jumat, 8 Maret 2019.
Baca: Polemik Anies Jual Saham Bir, M Taufik: DKI Minim Komunikasi
Menurut Anies, keuntungan atau dividen dari PT Delta Djakarta rata-rata Rp 38 miliar per tahun. Sementara pajak dari Hotel Alexis ditaksir Rp 36 miliar per tahun. Itu artinya, pendapatan daerah dari perusahaan bir dan Hotel Alexis hampir sama.
Setelah Hotel Alexis tak lagi beroperasi, kata Anies, penghasilan daerah tak 'gonjang-ganjing' akibat tak lagi menerima pajak dari tempat hiburan itu. Lagipula, menurut dia, pemda bukan perusahaan swasta yang mencari keuntungan dari saham.
Anies menyatakan tak ingin duit pemda mengendap untuk aktivitas non pembangunan. "Jakarta lebih butuh air bersih," kata dia.
Baca: DKI Mau Jual Saham Bir, Anies Baswedan: Jakarta Butuh Air Bersih
Jumlah saham milik DKI di Delta sebanyak 26,25 persen. Jumlah tersebut merupakan jumlah setelah DKI melakukan peleburan saham milik Badan Pengelola Investasi Penanaman Modal DKI Jakarta sebesar 2,91 persen.
Langkah peleburan tersebut adalah bagian dari langkah awal penjualan saham PT Delta. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Riyadi mengatakan proses pelepasan saham DKI di Delta Djakarta masih terus berjalan."Diubah namanya dari BP IPM menjadi Pemda DKI supaya bisa dijual. Karena BP IPM-nya sudah enggak ada (dibubarkan)," kata dia.
Dari jumlah saham yang dimiliki tersebut, setiap tahun DKI bisa mendapat keuntungan atau dividen sebesar Rp 38 miliar. Pada 2014, DKI sempat menerima keuntungan sebesar Rp 50,4 miliar.
Aksi dukungan kepada Gubernur Anies Baswedan untuk menjual saham bir PT Delta Jakarta yang dimiliki Pemprov DKI di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2019. Demo ini digelar oleh Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas Islam dan masyarakat Betawi. TEMPO/Melgi Anggia
Rencana Anies untuk menjual saham itu tampaknya belum direstui DPRD DKI. Surat yang dikirim Anies pada Mei 2018 terkait rencana pelepasan saham itu belum direspons hingga kini.
Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi membenarkan telah menerima surat itu. Namun ia menyebut Anies kurang komunikasi ke anggota dewan sehingga rencana penjualan saham itu belum dibahas.
Prasetio sendiri menolak rencana itu. Menurut dia, perusahaan bir itu tidak merugikan Pemprov DKI Jakarta dan justru memberikan dividen bagi keuangan daerah. "Salahnya Delta tuh apa sih? Saya tetap berprinsip, enggak ada yang merugikan untuk pemerintah daerah, apalagi yang dikatakan setahun dapat Rp 50 miliar," kata dia.
Baca: Alasan PA 212 Demo DPRD dan Bela Anies Jual Saham Perusahaan Bir
Seperti Prasetio, Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus menyayangkan sikap Anies yang cenderung lebih senang berbicara di media massa dibandingkan ke dewan. Padahal menurut dia, seharusnya Gubernur dan DPRD bisa berkolaborasi dalam setiap kebijakan yang diambil. "Ngobrolnya maunya sama Gerindra dan PKS doang sih. Ajak ngobrol yang lain dong, jalankan mekanisme dengan baik," ujarnya.
Bestari menjelaskan pelepasan saham oleh pemerintah selama ini telah diatur dalam Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Ia pun memastikan DPRD DKI tak akan mengganjal niatan Anies melepas saham PT Delta selama proses yang dijalankan sesuai dengan aturan tersebut. "Kami hanya tidak mau nantinya disalahkan karena maladministrasi. Silakan penuhi syaratnya," ujarnya.
Sementara itu, rencana Anies menjual saham bir didukung penuh oleh partai pengusungnya, Gerindra. "Sejak awal, Gerindra mendukung saham tersebut agar dijual. Tidak perlu argumen lagi karena lebih banyak mudaratnya," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik.
Menurut Taufik, tanpa saham itu Pemprov DKI juga tetap memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar. "Jadi, sejak awal Gerindra sudah mendukung. Bagaimana tak mendukung, kami yang usung. Itu kan janji kampanye. Jadi, tak perlu berargumen lagi," ujarnya.
Adapun DKI telah memiliki saham itu sejak 1970 saat era Gubernur Ali Sadikin. Selain DKI, kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh San Miguel Private Limited dari Filipina sebesar 73,75 persen.
Saat ini, Delta Djakarta memproduksi dan mendistribusikan beberapa merek bir terkenal seperti Anker Beer, Anker Stout, Kuda Putih, Carlsberg Beer dan San Miguel Beer. Produk-produk tersebut mayoritas dijual di pasar lokal, yaitu sekitar 99 persen.
Jika DKI jadi jual saham bir, maka pemda bakal mendapat Rp 1,2 triliun. Anies menyebut jumlah yang sama baru bisa diterima DKI sekitar 40 tahun lagi. Ia pun menegaskan bakal menggunakan uang tersebut untuk pembangunan DKI, misalnya pembuatan pipa air bersih. "Ya itu lah, nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kami gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat," kata Anies.
LANI WIJAYA | JULNIS FIRMANSYAH | INGE KLARA