Senator Warren adalah orang yang paling vokal menyuarakan pemakzulan Trump. Pada 6 September 2018, Warren dengan tegas mengatakan ini saatnya untuk menggeser Donald Trump dari kursinya.
"Jika pejabat pemerintah senior berpikir Presiden AS tidak bisa menunaikan tugasnya, maka kita harus menggunakan amandemen ke-25. Konstitusi mengizinkan prosedur hukum ketika wakil presiden dan pejabat tinggi menilai presiden tidak bisa melakukan tugasnya," kata Warren kepada CNN.
Sejak itu, Warren dipandang sebagai kandidat presiden yang mungkin melawan Trump, yang tidak pernah sekalipun menahan diri mengkritik Warren, mengejeknya dengan sebutan "Pocahontas" karena dia telah mengklaim sebagai penduduk asli Amerika selama karirnya sebagai profesor hukum yang memicu kontroversi.
Namun akhir pekan lalu, The Boston Globe menerbitkan artikel investigasi yang menunjukkan bahwa etnisitasnya bukan merupakan faktor dalam profesinya di Harvard.
"Keluarga saya adalah keluarga saya, tetapi The Boston Globe melakukan penyelidikan yang sangat teliti dan menetapkan bahwa latar belakang keluarga saya tidak ada hubungannya dengan saya dipekerjakan di mana pun," katanya.
"Saya pertama kali menjadi kandidat politikus pada tahun 2012 dan terus terang saya bahkan tidak memiliki informasi dasar ini. Jadi, kumpulkan semuanya, serahkan ke pers, dan berkata, itu dia," beber Warren ketika ditanya apakah dia menyesal terkait latar belakang etnisnya.
Senator AS Elizabeth Warren menyampaikan sambutan di Center for American Progress di Washington 13 Juli 2016.[REUTERS / Gary Cameron]
Sepak terjang Warren membuat oposisinya di kubu Demokrat mengeluh bahwa Elizabeth Warren sebagai orang yang terlalu liberal dan terlalu memecah belah, ungkap laporan POLITICO. Dalam wawancara dengan POLITICO, sejumlah penasihat dan mantan penasihat Warren serta koleganya mengatakan Warren menciptakan narasinya sendiri tentang dirinya sebagai anti-Wall Street dan pro kelas menengah.
Namun penasihat Warren yang lain tidak sepakat. Penulis biografi Warren, Antonia Felix, mengatakan Warren bukan hanya kandidat yang layak tetapi kandidat yang bisa menang.
Baca: Hillary Clinton Pastikan Tak Maju Pemilu Presiden Amerika 2020
Melalui videonya, Warren bukan hanya memberikan wacana melawan Donald Trump, tapi juga menyampaikan fokus kerja pada perlindungan konsumen, kesenjangan kesejahteraan, biaya pendidikan, isu LGBT+, dan gerakan hak perjuangan perempuan, seperti dikutip dari The Independent.
Dalam pesan email yang dikirim kepada pendukungnya, Warren akan memulai kampanye pada awal 2019.
Sejauh ini Donald Trump belum berkomentar atas pencalonan Elizabeth Warren, tetapi Ketua Komisi Nasional Republik Ronna McDaniel menyebut Warren adalah ekstrimis sayap kiri lain dan pengacau.
Apapun tanggapan Partai Republik, atau komentar Trump nantinya tentang Elizabeh Warren, Trump masih berada dalam posisi yang sulit. Sebut saja investigasi campur tangan Rusia dalam pilpres 2016, rencana ambisius tembok perbatasan sampai ditinggal oleh orang-orang di sekeliling.
Carut-marut tersebut tidak hanya membuat Trump fokus menyelesaikan masalah internal pemerintahan, tetapi juga harus waspada taktik Elizabeth Warren merebut dukungan rakyat Amerika Serikat, yang bisa membuat kejutan pada pilpres 2020 mendatang.