Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tangan Besi Duterte Hadapi Oposisi dan Kritik di Filipina

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Rodrigo Duterte.[CBCPNews]
Rodrigo Duterte.[CBCPNews]
Iklan

TEMPO.CO, Manila – Pengurus Partai Komunis Filipina mengatakan tidak merasa gentar atas ancaman Presiden Rodrigo Duterte yang mengincar para pemberontak dengan ancaman pembunuhan massal.

Baca:

 

Ini menanggapi pernyataan Duterte kepada pasukan pemerintah di daerah Compostela Valley pada Sabtu, 22 Desember 2018. Saat itu, Duterte mengatakan dia ingin meniru bekas orang kuat Indonesia yaitu Presiden Soeharto dalam melawan pemberontak komunis.

Operasi militer yang diperintahkan Soeharto berujung pada tewasnya sekitar tiga juta warga dan merebaknya berbagai tudingan pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh TNI.

“Kecenderungan Duterte untuk melakukan pembunuhan massal semakin memburuk setiap hari,” kata Jose Maria Sison, pendiri Partai Komunis Filipina atau The Commnunist Party of Philippines, seperti dilansir media Inquirer pada Selasa, 25 Desember 2018. Pernyataan Sison itu dibuat di akun Facebook miliknya pada Senin, 24 Desember 2018.

Baca:

 

Menurut Sison, pernyataan Duterte itu justru merugikannya secara hukum. Dia menyarankan Duterte untuk mengajukan pembelaan diri telah mengalami gila di Pengadilan Kriminal Internasional, yang mungkin memprosesnya dengan kejahatan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

“Duterte gagal mengintimidasi CPP dan masa revolusioner dengan ocehan dan ancamannya itu,” kata Sison.

Operasi militer Soeharto pada 1965 dan 1966, seperti diketahui, juga menargetkan para pendukung pemberontak, etnis Cina, dan kelompok kiri di Indonesia.

Baca:

 

Dalam pidatonya di hadapan tentara di daerah Compostela Valley, Duterte juga memerintahkan pasukan untuk menghancurkan anggota komunis lokal.

Foto 19 April 2018 ini, menunjukkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bercanda kepada fotografer ketika dia memegang senapan Galil buatan Israel yang dipamerkan oleh mantan Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Ronald “Bato” Dela Rosa di upacara pergantian-komando di Kamp Crame di kota Quezon timur laut Manila. (AP Photo / Bullit Marquez, File)

“Jangan hanya memerangi mereka, hancurkan mereka, bunuh mereka,” kata Duterte sambil mengatakan dia akan mengambil penuh tanggung jawab.

Menanggapi pernyataan ini, Sison mengatakan ucapan Duterte itu membuka kedoknya sebagai seorang dalang terorisme negara dan pelanggar Hak Asasi Manusia nomor satu di Filipina.

“Di hadapan Pengadilan Kriminal Internasional, atau pengadilan rakyat, satu-satunya pembelaan untuk dia oleh pengacaranya adalah mengalami kegilaan,” kata Sison.

Baca:

 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap keras Duterte terhadap kelompok Komunis Filipina juga tercermin saat menanggapi kelompok Katholik, yang kerap menudingnya terlibat pelanggaran HAM dalam perang narkoba.

Pada 5 Desember 2018, seperti dilansir Asia Times, Duterte berpidato di istana Malacanang. Dia membuat pernyataan keras yang menunjukkan rasa tidak suka kepada gereja dan para imam.

“Uskup-uskup ini, bunuh mereka. Orang-orang bodoh itu tidak ada gunanya, yang mereka lakukan hanyalah mengkritik," kata Duterte. 

Sepekan sebelumnya, Duterte, yang kerap disapa Digong, terlibat perang mulut dengan Uskup Pablo Virgilio David, yang kerap mengkritiknya terkait perang narkoba.

Duterte menuding David mencuri uang publik, menggunakan obat-obatan terlarang. Tudingan ini membuat hidup David terancam di tengah pembunuhan massal atas ribuan pengedar dan pemakai narkoba atau sabu di Filipina.

Baca:

 

Menanggapi ini, Uskup David membantah dia sebagai pemakai narkoba karena justru mencoba membantu para pemakai narkoba. David balik menuding Duterte sebagai seorang yang sangat sakit dan pikirannya delusional.

David yang bertugas di daerah Coloocan kerap mengkritik Duterte karena banyak terjadi penembakan misterius terhadap warga yang dituding terlibat narkoba di sana.

Presiden Filipina Rodridgo Duterte menggelar upacara penandatanganan UU Bangsamoro Organic Law di Istana Malacanang pada Senin, 6 Agustus 2018.

Secara terpisah, Uskup Agung Socrates Villegas, meminta Duterte menghentikan persekusi verbal terhadap Gereja Katholik karena itu akan mendorong meningkatnya serangan terhadap para pendeta.

“Mereka membunuh gembala kami. Mereka membunuh kami para penggembala. Mereka membunuh keyakinan kami. Mereka mengutuk gereja kami,” kata para pemimpin gereja pada awal 2018.

Tiga orang pendeta tewas ditembak pada awal 2018. Dua orang pendeta tewas saat sedang melakukan misa karena ditembak di kepala. Seorang lagi lolos upaya pembunuhan pada pertengahan 2018. Tidak satupun kasus pembunuhan ini terungkap.

Juru bicara Presiden Duterte, Salvador Panelo, mengatakan pernyataan Duterte soal para uskup hanyalah hiperbolik untuk menimbulkan efek dramatis. “Kita harusnya terbiasa dengan pernyataan Presiden sebagai lelucon dan bukannya memahaminya secara literal,” kata Panelo.

Duterte juga menerapkan kebijakan tangan besi di Pulau Mindanao dengan meminta perpanjangan ketiga darurat militer ke parlemen Filipina. Penerapan UU Darurat Militer ini seharusnya berakhir pada 31 Desember 2018.

Lembaga advokasi HAM yaitu The Movement Against Tyranny-Northern Mindanao, menolak perpanjangan ini. “Ini telah berlangsung selama 560 hari. Dan selama itu terjadi peningkatan nyata pelanggaran HAM di berbagai sektor di Mindanao,” kata Pendeta Allan Khen Apus dari The Movement soal kebijakan Duterte.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

10 hari lalu

Foto udara menunjukan kapal-kapal yang diduga miliki Cina, berkeliaran di sekitar Pulau Thitu, salah satu dari sembilan fitur yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan yang disengketakan, 9 Maret 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

13 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina


Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

13 hari lalu

Para pekerja melakukan operasi penyelamatan di lokasi di mana sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi, di Hualien, Taiwan, dalam tangkapan layar yang diambil dari rekaman video SET TV pada 3 April 2024. SET TV/Handout via REUTERS
Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

14 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

16 hari lalu

Petugas menyisir lokasi gempa yang meruntuhkan sebuah bangunan di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Ini adalah gempa terkuat yang melanda pulau itu setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Taiwan National Fire Agency/Handout via REUTERS
Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional


Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

16 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping melambaikan tangan saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Xi Jinping dan Biden bertemu melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut mengenai konflik militer, perdagangan narkoba dan kecerdasan buatan. REUTERS/Kevin Lamarque
Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

16 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

21 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Pesan Paskah Paus Fransiskus Singgung Perang Gaza

22 hari lalu

Paus Fransiskus merayakan Misa untuk memperingati Hari Perdamaian Dunia di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 1 Januari 2022. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Pesan Paskah Paus Fransiskus Singgung Perang Gaza

Paus Fransiskus mengirimkan surat menjelang Paskah kepada umat Katolik di Tanah Suci, yang mencakup wilayah Palestina dan sekitarnya.