Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Angkat Isu Israel-Palestina, Manuver PM Australia Hadapi Pemilu?

image-gnews
Taman Nasional Kota David di Yerusalem [Sputniknews]
Taman Nasional Kota David di Yerusalem [Sputniknews]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel dan Yerusalem Timur menjadi ibukota Palestina mengundang kecaman masyarakat internasional.

Morrison dikecam mulai dari melanggar resolusi PBB, menghina perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak menentukan nasibnya sendiri, hingga tudingan Morrison menggunakan isu ini untuk mendulang suara dalam pemilu awal 2019.

Baca: Bahrain Dukung Australia Akui Yerusalem Barat Jadi Ibukota Israel

Pemimpin partai Buruh, partai oposisi Australia, Bill Shorten menilai Morrison melakukan tindakan sembrono dan bodoh.

"Apa yang sedang dia lakukan membingungkan antara kepentingan politik dirinya dengan kepentingan negara," kata Shorten.

Sesuai agenda politik di Australia tahun 2019,  pemilu akan digelar pada Maret 2019. Morrison dari partai minoritas berusaha untuk mempertahankan kursinya.

Media di Australia melaporkan Morrison berusaha merebut hati kaum Yahudi di Australia untuk mendulang suara dalam pemilu.  Seberapa signifikan suara kaum Yahudi di Australia dalam pemilu mendatang?

Sebagai gambaran, The Australian Jewish News pada 30 Juni 2017 melaporkan populasi Yahudi di Australia mengalami penurunan lebih dari 6 persen dalam lima tahun terakhir. Jika tahun 2011, populasi Yahudi di Australia sebanyak 97.327 orang, namun sensus pada 2016 jumlahnya menurun tinggal 91.022 orang.

Pernyataan Morrison yang membagi dua Yerusalem mendapat dukungan dari The Australia/Israel & Jewish Affairs Council, AIJAC dengan menyebutnya sebagai pengakuan pemerintah mengenai realitas bahwa Yerusalem merupakan ibukota Israel sejak tahun 1949.

Baca: AS Sambut Pengakuan Australia Atas Yerusalem Barat

 "Australia telah mengakhiri anomali di mana Israel menjadi satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki hak untuk memilih ibukota di wilayah kedaulatannya," kata pemimpin AIJAC, Mark Leibler, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, 16 Desember 2018.

Morrison tidak mengubah garis politik pemerintah Australia sebelumnya, solusi dua negara. Dia memberi alasan atas sikap politiknya membagi dua Yerusalem untuk Israel dan Palestina dalam konteks solusi dua negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini hak setiap negara menentukan ibukota nasionalnya," kata Morrison dalam pidatonya dalam forum publik di Sydney Institute, seperti dikutip dari The New York Times, 15 Desember 2018.

Menurutnya, masyarakat internasional harus melangkah melebihi apa yang selama ini dianggapnya sebagai ritual berupa penarikan diri Israel guna memaksa negara tersebut kembali ke meja perundingan.

Morrison pun tidak mengikuti langkah Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaannya tahun depan. Jika presiden Donald Trump menjadwalkan untuk memindahkan kedutaannya pada Mei 2019 dari Tel Aviv ke Yerusalem, Morrison memilih tidak memindahkan kedutaannya hingga tercapai solusi akhir dua negara.

Baca: Mahathir Mohamad: Tidak Ada Negara yang Berhak Memecah Yerusalem

Dua negara mitra penting Australia di Asia Tenggara, Indonesia dan Malaysia beraksi atas keputusan Morrison. 

Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebut langkah pemerintah Australia sebagai keputusan prematur dan menghina warga Palestina yang tengah memperjuangkan haknya untuk menentukan nasibnya sendiri.

"Pengumuman ini, dibuat sebelum solusi dua negara, merupakan prematur dan menghina warga Palestina dan perjuangan mereka untuk mendapatkan hak menentukan nasib sendiri," ujar Kementerian Luar Negeri Malaysia seperti dikutip dari news.com.au.

Sikap lebih lunak ditunjukkan Indonesia yang disampaikan kementerian Luar Negeri. Dalam pernyataannya disebutkan, Indonesia mencatat pernyataan Australia yang tidak memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Indonesia mencatat dengan baik posisi Australia untuk mendukung prinsip solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina.

Indonesia juga mengajak Australia dan semua anggota PBB untuk segera mengakui negara Palestina dan bekerja sama guna tercapai perdamaian berkelanjutan dan kesepakatan berdasarkan prinsip solusi dua negara.

9NEWS.COM.AU | THE NEW YORK TIMES | THE JERUSALEM POST | JEWISHNEWS.NET.AU

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

12 jam lalu

Seorang anak Palestina antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

Truk-truk bantuan harus menunggu rata-rata 20 hari untuk mengakses Gaza yang selangkah lagi masuk pada tahap kelaparan


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

14 jam lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


Isaac Herzog: Tak Ada Kemenangan di Perang Gaza Tanpa Kembalinya Sandera

16 jam lalu

Presiden Israel, Isaac Herzog. SAUL LOEB/Pool via REUTERS
Isaac Herzog: Tak Ada Kemenangan di Perang Gaza Tanpa Kembalinya Sandera

Isaac Herzog memastikan Tel Aviv bertekad membebaskan para sandera yang ditahan Hamas.


Rafah, Kota yang Jadi Sasaran Netanyahu: Sejarah dan Nasibnya Kini

17 jam lalu

Warga Palestina menunjukkan garis perbatasan antara kota Rafah, selatan Jalur Gaza, dengan Mesir. AP Photo / Lefteris Pitarakis
Rafah, Kota yang Jadi Sasaran Netanyahu: Sejarah dan Nasibnya Kini

Rafah kini menjadi sasaran penghancuran Israel meski dunia internasional menentangnya.


Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

19 jam lalu

Kondisi pria Palestina yang terluka akibat penembakan oleh tentara Israel, di rumah sakit Al Shifa, Gaza, 1 Maret 2024. Penembakan oleh tentara Israel terhadap warga Palestina yang tengah menunggu bantuan itu menewaskan 112 orang dan lebih dari 750 orang terluka.  REUTERS/Kosay Al Nemer
Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

Militer Israel telah menguasai Rumah Sakit al-Shifa dan menahan 80 orang yang diklaim sebagai anggota kelompok pejuang Palestina Hamas


Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

20 jam lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.


Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

20 jam lalu

Gambar satelit menunjukkan area di sekitar Rumah Sakit Al Shifa yang hancur selama gencatan senjata sementara antara kelompok Islam Palestina Hamas dan Israel, di Gaza 26 November 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS
Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

Militer Israel melancarkan serangan keempat di sekitar rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa


Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

20 jam lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza, termasuk Rafah.


Eks Komandan Israel Akui Kalah Perang Lawan Hamas

23 jam lalu

Anggota keluarga Al-Khlout dari Palestina berbuka puasa di reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat serangan militer Israel, selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, Maret 13, 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Eks Komandan Israel Akui Kalah Perang Lawan Hamas

Israel disebut kalah perang melawan Hamas di Gaza. Apa sebabnya?


Benjamin Netanyahu Tetap Ingin Serang Rafah

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]
Benjamin Netanyahu Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu mengesampingkan tekanan dunia internasional dengan mengatakan akan tetap menyerang Rafah tanpa menyebutkan waktunya